> >

Boston Consulting Group dan ASEAN-BAC Bahas Potensi Sentralitas ASEAN Senilai $20 Triliun

Advertorial | 7 September 2023, 11:00 WIB
Sarapan pagi eksklusif yang dihadiri para eksekutif dan jajaran C-suite di negara-negara Asia Tenggara pada Minggu (3/9/2023) membuka pertemuan resmi multilateral ASEAN Business and Investment Summit (ABIS) 2023. (Sumber: Dok. Kadin Indonesia)

Diskusi panel ini turut menghadirkan:

  • Pandu Sjahrir, Ketua Asosiasi Fintech Indonesia
  • Dannif Danusaputro, CEO, Pertamina New and Renewable Energy
  • Anindya Novyan Bakrie, CEO, Bakrie Group

Para pembicara di diskusi panel membahas peran penting ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dan kerjasama di Asia Tenggara, serta tema lain mengenai sentralitas/kolaborasi, inovasi, dan inklusivitas.

Baca Juga: ASEAN-BAC: Ketua Kadin Sebut Rishi Sunak, Fumio Kishida, Hingga Tony Blair akan Hadir di Indonesia

Tidak hanya itu, bidang prioritas utama seperti transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, perdagangan, dan investasi pun turut menjadi bagian dari perbincangan tersebut.

Sesi diskusi panel yang menghadirkan Pandu Sjahrir (Ketua Asosiasi Fintech Indonesia), Dannif Danusaputro (CEO Pertamina New and Renewable Energy), dan Anindya Novyan Bakrie (CEO Bakrie Group). (Sumber: Dok. Kadin Indonesia)

Pada pidato penutupnya, BCG Asia Pacific Regional Chair Neeraj Aggarwal memaparkan tentang potensi ASEAN, serta bagaimana perusahaan dapat unggul walau menghadapi guncangan dan disrupsi, melalui pemanfaatan inovasi untuk mencapai pertumbuhan.

Menurut Neeraj, perdagangan selalu mengikuti arus peluang. Pada tahun 2031, nilai ekspor ASEAN diperkirakan meningkat pesat hingga hampir 90 persen menjadi $3,2 triliun per tahun, sedangkan perdagangan global secara keseluruhan diprediksikan meningkat sebanyak kurang dari 30 persen.

Neeraj menambahkan, dengan modal dominasi populasi muda, diversifikasi ekonomi, konektivitas dagang yang mumpuni, kemajuan teknologi, dan kenetralan stratejik, ASEAN memiliki peluang yang besar untuk unggul di periode ini.

“Namun, meskipun kondisi ASEAN terlihat menjanjikan dalam waktu dekat, perencanaan yang matang adalah hal yang krusial,” tutur Neeraj.

Untuk mencapai hal ini, kata Neeraj, perusahaan membutuhkan tiga hal: kepemimpinan yang sejalan dengan tujuan perusahaan dalam hal misi keberlanjutan dan dampak sosial; pemanfaatan SDM yang jelas; serta budaya perusahaan yang berbasis inovasi guna mencapai hasil yang maksimal dan model bisnis yang baru.

Acara ini kemudian ditutup dengan pidato dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam pidatonya, Menko Marves membahas prioritas investasi, terutama dalam memanfaatkan peluang ekonomi ASEAN yang sangat besar ini, masing-masing tidak bisa berjalan sendiri.

Luhut menambahkan, kemitraan pemerintah-swasta memainkan peran penting, terlebih dalam hal pembiayaan proyek-proyek sehingga tidak bisa hanya mengandalkan pendanaan publik.

“Didukung oleh pemerintah melalui kebijakan-kebijakan, potensi ekonomi ASEAN akan dapat kita raih di beberapa tahun mendatang,” pungkas Luhut.

BCG adalah Knowledge Partner untuk ASEAN-BAC di bidang Transformasi Digital, salah satu bidang dari lima prioritas utama Indonesia sebagai presiden ASEAN-BAC.

Sebagai Knowledge Partner, selama setahun terakhir BCG telah menyediakan berbagai wawasan dan keahlian terkait topik digital strategis di ASEAN, serta menjalankan tiga proyek legasi di bawah Transformasi Digital, yaitu:

  • Ekosistem pembayaran kode QR ASEAN yang dapat dioperasikan antarnegara
  • Pinjaman digital
  • Wiki Entrepreneur

Dua whitepaper tentang kode QR dan pinjaman digital telah dipresentasikan kepada komite ASEAN BAC dan akan dipamerkan di ABIS 2023.

Penulis : Adv-Team

Sumber : Kompas TV


TERBARU