Memahami Strategi Memperluas Pasar Bisnis Fashion Agar Pede Memimpin Perubahan
Brandsight | 19 Desember 2022, 10:46 WIBKOMPAS.TV – Di tengah era globalisasi, peluang usaha bagi pelaku bisnis UMKM memerlukan strategi efektif untuk bisa menembus pasar global. Industri fashion merupakan salah satu lini yang membuka peluang besar bagi pebisnis lokal menuju global.
Namun, hal ini menjadi tantangan yang tidak mudah, mengingat banyaknya pesaing dari berbagai negara turut menggeluti bidang ini. Karena itu, tidak ada salahnya untuk mempelajari strategi sukses mengembangkan bisnis fashion lokal menuju global lebih mendalam.
Selain melalui buku dan internet, strategi bisnis dapat dipelajari dengan mengikuti talkshow dan seminar. Beberapa waktu lalu, talkshow bertopik “Mengembangkan Bisnis Fashion Lokal Menuju Pasar Global” menghadirkan narasumber kompeten.
Talkshow ini menghadirkan Happy Salma, seorang public figure, entrepreneur, serta co-founder dan creative conceptor dari Tulola Design. Narasumber kedua yaitu Niluh Djelantik, pemilik merek sepatu Niluh Djelantik yang bahkan telah dipakai oleh selebriti Internasional, dari Julia Robert sampai Paris Hilton.
Ada juga Salim Suhari, selaku business strategy specialist. Dalam talkshow ini akan dibahas mengenai bagaimana mengolah fashion lokal hingga bisa diterima oleh pasar global.
Baca Juga: Yuk, Kenali Ciri-ciri Modus Penipuan Perbankan Terkini!
Strategi Brand Tulola Design, Bertahan Lama dan Pembeda dari Pesaing
Tulola Design merupakan brand perhiasan lokal yang telah berdiri sejak 2007. Selama 15 tahun, Tulola menawarkan perhiasan dengan teknik pengerjaan tradisional Indonesia yang diterapkan pada desain kontemporer.
Happy Salma merupakan satu dari tiga orang wanita yang merintis Tulola Design. Happy Salma menjelaskan strategi yang digunakan Tulola agar dapat bertahan lama dan memancarkan keunggulannya dibandingkan dibandingkan brand yang lain.
Menurut Happy, di masa awal Tulola didirikan oleh Sri, sang founder sekaligus partner Happy, market-nya lebih banyak itu untuk Amerika dan Eropa. Happy dan Franka, co-founder lainnya, memutuskan untuk menerapkan strategi memperkuat pasar di Indonesia.
“Jadi market kita dikuatkan di sini, baru kalaupun akhirnya bisa di Eropa dan Amerika itu adalah bonus, tapi kekuatannya adalah di bangsa sendiri. Selama hampir 14 hingga 15 tahun ini, dari tukang kita hanya ada enam orang saja dengan pegawai yang awalnya hanya beberapa belas orang, sekarang sudah ada hampir 160-an orang,” ujar Salma.
Hal tersebut membuktikan strategi yang digunakan berhasil sehingga Tulola dapat melebarkan pasarnya. Selain itu, Tulola memiliki keunikan yang membedakannya dengan merek perhiasan lain.
Tulola mengadaptasi motif-motif perhiasan leluhur untuk dijadikan aksesori yang bisa digunakan sehari. Selain itu, sejumlah koleksi Tulola memiliki desain yang diambil dari karya-karya sastra Indonesia.
Happy Salma menjelaskan, salah satu produk Tulola yang dikenakannya berasa dari buku karya Ramadan K.H. Tulola menyulap buku berjudul “Kuantar ke Gerbang” tentang Inggit Garnasih ini menjadi perhiasan dengan menggabungkan motif komunal dan motif kekinian.
Perbedaan Selera Pasar Lokal dan Global Ala Brand Niluh Djelantik
Lain halnya dengan brand Niluh Djelantik yang sudah sekitar 20 tahun berada di industri fashion. Niluh Djelantik merupakan merek fashion lokal dengan aneka produk mewah buatan anak bangsa yang lahir dan besar di Bali.
Merek ini mengambil namanya dari desainer utama dan direktur kreatifnya, Niluh Putu Ary Pertami Djelantik. Niluh mengawali bisnisnya di tahun 2003 melalui merek “Nilou” dengan dua pengrajin sepatu lokal dan berhasil menarik perhatian supermodel Gisele Bundchen di toko mungilnya di Bali.
Setelah itu, sepatu Nilou mulai dijual di Eropa, Australia, Asia, dan Selandia Baru. Pada tahun 2008, Nilou berganti nama menjadi Niluh Djelantik, sehingga lebih dekat dengan visi dan misi pendiri.
Baca Juga: Tips Sukses Jalani Bisnis Produk Kecantikan
Sosok Niluh Djelantik sendiri dikenal memiliki intuisi kuat untuk mengetahui produk yang berpotensi menjadi pasar lokal maupun global. Niluh membagikan cara agar dapat mengetahui perbedaan antara selera pasar dalam negeri dengan selera pasar luar negeri, terutama dalam fashion sepatu.
Bagi Niluh, kebiasaan sehari-hari masyarakat di tiap daerah menjadi pembeda untuk sebuah merek menciptakan produknya. Niluh mencontohkan, selera pasar Indonesia identik dengan kegiatan sehari-hari seperti kegiatan perkantoran dan acara kondangan.
Sementara itu, pasar di luar negeri terbagi menjadi empat musim sehingga membutuhkan sepatu yang berbeda. Niluh juga menjelaskan perlunya pemahaman dari sisi cuaca, musim, bahkan warna dalam mengenali potensi pasar.
Berdasarkan pengalaman Niluh memproduksi sepatu untuk pasar global, tiap negara memiliki warna kesukaan yang berbeda. Menurut Niluh, konsumen di Australia menyukai produk berwarna hijau. Sebaliknya, jangan sekali-sekali membuat sepatu berwarna hijau di Prancis.
Niluh Djelantik itu tidak seperti brand-brand lain yang rutin mengganti model produknya. Karena itu, produk Niluh Djelantik memiliki ciri khas yang sulit ditemukan di merek sepatu lain. Salah satu produk andalannya adalah sepatu hak tinggi, dari 4 hingga 15 sentimeter, yang dapat dikenakan dengan nyaman selama berjam-jam.
Berkat konsistensinya dalam mempertahankan desain, Niluh Djelantik memiliki banyak pelanggan yang setia menemani selama bertahun-tahu. Happy Salma sendiri merupakan salah satu klien setia yang juga turut mendukung brand Bali.
Tips Memanfaatkan Perkembangan Teknologi Informasi Agar Memasuki Pasar Global
Melihat perkembangan teknologi informasi yang saat ini yang begitu besar, Salim Suhari turut membagikan tips memasuki pasar global dari sisi business strategy specialist.
“Teknologi informasi itu sudah berkembang sampai luar biasa di Indonesia dengan berbagai macam support dari pemerintah. Nah, kita setidaknya memaksimalkan di lima hal. Pertama, otomatis jualannya perlu dengan memanfaatkan teknologi informasi. Kedua, cari ilmunya supaya bisa mendapatkan banyak hal. Terakhir adalah mencari sumber dayanya,” jelas Salim.
Talkshow ini merupakan bagian dari program tahunan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui Pesta Rakyat Simpedes (PRS) dalam mengedukasi masyarakat Indonesia khususnya UMKM.
Acara tahunan Bank BRI ini diadakan di sejumlah kota besar di Indonesia. Tahun 2022, tema yang diangkat adalah “Pede Memimpin Perubahan”. Tidak hanya talkshow edukatif, PRS turut menghadirkan hiburan bagi masyarakat, mulai dari pertunjukan musik, pawai budaya, hingga bazaar UMKM.
Baca Juga: Sukses Digelar di Pulau Dewata, Semarak Pesta Rakyat Simpedes Hadirkan 25 Ribu Warga Denpasar
PRS juga diselenggarakan sebagai sarana mengedukasi masyarakat untuk beralih menjadi cashless. Pengunjung yang ingin hadir langsung ke PRS perlu membayar tiket masuk seharga 1 Rupiah melalui aplikasi BRImo. Selain itu, pembayaran di area PRS juga menggunakan sistem pembayaran digital (cashless).
Selain datang langsung, partisipan juga dapat menyaksikan talkshow ini dalam tautan berikut.
Informasi secara lengkap mengenai penyelenggaraan PRS 2022 juga dapat diakses melalui link ini. Pesta Rakyat Simpedes Denpasar, saatnya UMKM pede memimpin perubahan!
Penulis : Meirna-Larasati
Sumber : Kompas TV