> >

Cerita Dyota Marsudi, Peran Pendidikan di Keluarga dan Peralihan dari Dunia Investasi ke Perbankan

Advertorial | 16 Februari 2022, 21:22 WIB
Presiden Direktur PT Bank Aladin Syariah Tbk, Dyota Mahottama Marsudi. (Sumber: Istimewa)

Selama tugasnya menjadi Senior Executive Director of Investments, ia fokus untuk mencari dan menemukan perusahaan rintisan untuk mendapatkan investasi. 

Tanggung jawabnya pun mencakup hampir seluruh negara di Asia Tenggara, mulai dari Singapura, Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina, hingga terakhir Indonesia.

Baca Juga: DPO 3 Tahun, Eks Kacab Bank Syariah Ditangkap Atas Kasus Kredit Fiktif Rp 27 Miliar

Pendidikan di Keluarga dan Visi Pribadi

Merefleksikan perjalanannya, Dyota merasa sangat bersyukur dengan pendidikan yang diterapkan orang tuanya yang begitu demokratis dan membebaskan anak-anaknya dalam menentukan pilihan hidup masing-masing.

Sehingga dia hidup dalam lingkungan keluarga dari berbagai macam profesi. 

Ibunya adalah seorang diplomat hingga mencapai puncak karir sebagai perempuan pertama yang menjadi Menteri Luar Negeri.

Ayahnya Agus Marsudi, adalah seorang arsitek yang memiliki perusahaan konsultan sendiri.

Sedangkan adiknya, Bagas Marsudi menjalani karir di bidang medis sebagai dokter.

“Orang tua selalu memberi kebebasan namun harus dengan tanggung jawab penuh. Dari dulu waktu masih di consulting, terus nyoba bikin bisnis sendiri, jadi investor, sampai sekarang ke dunia perbankan, semuanya adalah keputusan saya sendiri. Ya tentunya dengan tetap minta masukan dan doa dari orang tua,” ujarnya.

Setelah sekitar 10 tahun menjalani karir di berbagai bidang, Dyota kemudian terjun ke sektor riil dan bergabung dengan PT Bank Aladin Syariah Tbk. 

Ia bercerita, tawaran untuk bergabung dengan Bank Aladin adalah sebuah tawaran yang tidak mungkin dilewatkan, mengingat potensi industri keuangan syariah yang sangat besar di Indonesia.

Sebagai pemain perbankan digital baru di Indonesia yang mengedepankan prinsip syariah, Bank Aladin juga memiliki visi untuk menghadirkan solusi inovatif yang bermanfaat untuk segmen UMKM dan juga masyarakat luas yang pada saat ini masih belum terlayani oleh perbankan secara optimal. 

Peranan teknologi yang diusung oleh Bank Aladin dalam menggarap segmen ini pun akan berperan besar untuk mewujudkan visi tersebut.

Baca Juga: Bank Syariah Indonesia Akan Tutup Lebih dari 60 Kantor Cabang Tahun Depan

Menurut Dyota, industri keuangan syariah merupakan industri yang sangat besar, namun sangat under-serve. 

Berdasarkan riset yang dilakukan bersama McKinsey, Sharia-Compliance menjadi faktor nomor dua untuk masyarakat Indonesia dalam memilih layanan keuangan, setelah faktor trust terhadap penyedia layanan/instansinya. 

Namun demikian, hingga kini belum ada layanan keuangan syariah yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara maksimal.

Artinya, ia memandang ada kesempatan yang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia yang manfaatnya bisa sangat besar untuk masyarakat Indonesia.

“Saya meyakini bahwa kita diberikan kapasitas oleh Tuhan untuk bisa berbagi ke sesama manusia. Kalau sebagai manusia dikasih kesempatan untuk berkontribusi memberi value lebih besar buat lebih banyak orang, seperti yang kami jalani dengan mengembangkan industri perbankan syariah bareng teman-teman di Bank Aladin, tentu kita harus ambil kesempatan itu,” ucapnya.  

Baca Juga: Dulu Dukung Jokowi, Tuan Guru Bajang Jadi Wakil Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU