> >

Pemerintah Siapkan Strategi Hidup Baru Berdampingan dengan Covid-19

Advertorial | 15 Oktober 2021, 14:11 WIB
Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Kamis (14/10/21). (Sumber: Dok. KPCPEN)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pandemi diprediksi masih akan berlangsung beberapa waktu ke depan. Untuk itu, pemerintah menyiapkan strategi hidup baru berdampingan dengan Covid-19.

Pemerintah juga melakukan berbagai upaya untuk membiasakan masyarakat beradaptasi dengan kebiasaan baru, seperti terus menggalakkan disiplin protokol kesehatan (prokes) dan skrining publik melalui aplikasi PeduliLindungi.

Guna mengoptimalkan perlindungan kesehatan dari hulu ke hilir, vaksinasi dan testing, tracing, dan treatment (3T) pun tetap digencarkan.

Koordinator Tim Pakar & Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito menyatakan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat masih fluktuatif, namun cukup baik.

“Pada saat penularan rendah, apabila terjadi kebobolan dalam prokes maka relatif masih terjaga. Tapi di tempat-tempat tertentu yang sirkulasi virusnya tinggi, maka tidak patuh Prokes bisa mendongkrak kasus. Jadi Prokes tidak bisa ditinggalkan,” tegas Wiku dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Kamis (14/10/21).

Wiku menjelaskan situasi pandemi tanah air terpantau baik. Per 10 Oktober 2021, tidak ada kabupaten/kota berada pada zona risiko tinggi dan mayoritas pada zona risiko rendah.

Meski relaksasi kegiatan masyarakat secara bertahap bisa dilakukan, Wiku menekankan pentingnya pengawasan dan peninjauan, agar pengereman bisa segera dilakukan jika ada peningkatan kasus.

 “Di ruang publik harus ada Satgas Prokes. Aktivitas masyarakat akan diawasi oleh masyarakat juga, sehingga tidak ada ruang untuk terjadi penularan tanpa terdeteksi dan dapat dicegah lebih awal,” ujarnya.

Baca Juga: Wisata Bali Kembali Dibuka bagi Turis Asing dengan Aturan Ketat

Menurut Wiku, proses penularan dapat terjadi di 3 titik, yakni di tempat tinggal, transportasi, serta tempat aktivitas.

Untuk pembukaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, misalnya, maka simulasi harus dilakukan dari titik awal hingga kembali lagi dan memastikan semua aman.

Dalam hal ini, ia menegaskan bahwa tiap daerah memiliki karakter dan cara berbeda untuk menemukan kapasitas yang paling tepat.

“Setelah ditemukan kapasitas yang tepat, maka harus dijaga agar tidak melakukan aktivitas berlebihan,” papar Wiku.

Untuk penanganan pandemi ini, kolaborasi aparat sipil, TNI Polri, dan berbagai pihak tetap menjadi kata kunci guna menciptakan kekuatan pengendalian yang lebih besar.

Hal ini juga telah dilakukan Kota Blitar, sebagaimana dijelaskan oleh Wali Kota Blitar, Santoso pada kesempatan sama. Dalam rangka penegakan Prokes pada masyarakat, pihaknya bekerja sama dengan TNI Polri melaksanakan Operasi Yustisi secara berkala.

“Selama evaluasi, tingkat pelanggaran seperti tidak memakai masker di tempat umum jarang temui, karena kami selalu gencar mengadakan sosialisasi, misalnya melalui siaran, baliho, dan radio,” ujar Santoso.

Sosialisasi dimaksud adalah upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa new normal life di Blitar saat ini bukan berarti bebas Covid-19, sehingga masyarakat harus sadar dan terbiasa dengan aturan-aturan baru hidup bersama virus tersebut.

“Covid-19 ini menjadi bagian dari budaya kehidupan. Bagaimana kita mengakrabi, agar kedisiplinan tidak jadi sesuatu yang harus ditakuti tapi jadi bagian kehidupan yang harus dijalani,” tutur Santoso.

Langkah-langkahnya, menurut Santoso, seperti membentuk satuan tugas penegakan disiplin, implementasi PeduliLindungi dan operasi Yustisi, pengetatan kegiatan-kegiatan masyarakat, serta secara efektif efisien memanfaatkan media untuk sosialisasi Prokes.

Ikhtiar penegakan Prokes memang harus terus dijalankan, meski situasi pandemi makin terkendali. Wakil Ketua Gerakan Pakai Masker, Kemal Gani, mengatakan, karena masyarakat pasti mengalami kejenuhan, maka edukasi harus dilakukan secara berkelanjutan disertai penyegaran dan pendekatan yang menarik.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus, Pemerintah Susun Upaya Preventif Jelang Libur Keagamaan

Selain memanfaatkan media sosial dan radio, pihaknya juga melakukan penyuluhan ke berbagai klaster melalui daring.

“Kami menggarap penyuluhan untuk para penyuluh. Di antaranya ke pesantren, pasar rakyat, ibuibu PKK, juga anak-anak muda. Pasar Rakyat, karena pedagang masih minim Prokes. Ibu PKK karena peran para Ibu sangat penting dalam disiplin Prokes di rumah tangga,” tutur Gani. Pihaknya juga bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia untuk memberikan edukasi Prokes bagi anak usaia bawah 12 tahun, yang belum bisa mendapatkan vaksinasi.

Meski disiplin 3M masih tinggi, menurut Gani, upaya mendorong masyarakat sadar terus mengenakan masker dengan benar perlu terus digencarkan.

“Dengan mengenakan masker maka kita akan terlindungi sampai 80 persen dari penularan,” tegas Gani.

Penulis : Elva-Rini

Sumber : Kompas TV


TERBARU