> >

Detektif Swasta Ungkap Banyak Pria Berbohong dan Mencari Mangsa di Media Sosial

Advertorial | 20 Agustus 2021, 20:30 WIB
Sosok Detektif Jubun, investigator masalah asmara dan rumah tangga yang sering ungkap kasus perselingkuhan. (Sumber: Dok. ASIA)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kiasan “buaya darat” mulai populer dipakai di Indonesia sejak dibawakan oleh grup musik Ratu pada tahun 2006. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata buaya darat berarti memliki arti “penggemar perempuan”.

Kiasan itu masih sering digunakan hingga kini. Seiring dengan perkembangan teknologi dan hadirnya media sosial, buaya darat semakin banyak ditemui di internet dan menimbulkan dampak negatif bagi hubungan.

Psikiater dan Ahli Seksologi Dr. Sanghanayak Meshram mengatakan, media sosial telah membuat mudah untuk berselingkuh.

Hal-hal yang tidak semudah itu di masa lalu, dan menjadi sangat mudah saat sekarang. Itu juga berlaku dengan perselingkuhan. Dengan banyaknya aplikasi muncul setiap hari, berselingkuh jadi lebih mudah dilakukan,” katanya dalam rilis, Jumat (20/8/2021).

Media sosial memudahkan setiap orang di mana saja dan kapan saja terhubung dengan banyak orang. Meski membantu dalam banyak hal, media sosial juga memiliki dampak negatif jika digunakan dengan tidak bijaksana.

CEO Aman Sentosa Investigation Agency menyebutkan, sebagian besar penyebab perselingkuhan hingga perceraian disebabkan oleh peran media sosial.

Berawal dari mulai perkenalan, sapaan, obrolan kecil, curahkan isi hati hingga pada pertemuan yang berujung pada hubungan asmara, pria yang dijuluki sebagai “Detektif Asmara” ini mengingatkan kepada perempuan untuk berhati-hati bermain media sosial. Pasalnya menurut Detektif Jubun, banyak buaya darat berkeliaran mencari sasaran.

“Buaya Darat itu selalu mencari mangsa melalui media sosial. Biasa yang diincar adalah perempuan berstatus janda atau wanita yang telah menikah namun rumah tangganya sedang bermasalah. Buaya Darat memanfaatkan celah ini untuk melancarkan aksinya,” terangnya.

Menurut Jubun, ada beragam cara pria-pria di media sosial mendekati perempuan, salah satunya dengan menunjukan rasa simpati dan harapan.

“Mulai dari memperhatikan foto-foto yang diunggah oleh mangsanya, memberikan komentar, hingga melayangkan pesan singkat yang berujung saling bertukar nomor telepon. Si buaya darat ini akan menunjukkan rasa simpati yang mendalam dan menebarkan banyak harapan-harapan palsu,” imbuhnya.

Lebih jauh ia melanjutkan, banyak pria di media sosial yang ternyata tidak sesuai dengan sosok aslinya di kehidupan nyata.

Karena itu, lanjutnya, banyak perempuan menyewa jasa detektif swasta untuk mencari tahu siapa seorang pria di kehidupan aslinya. Seringkali setelah investigasi dilakukan, pria tersebut ketahuan berbohong untuk mencari berbagai keuntungan.

Oleh karena itu, Detektif Jubun mengingatkan untuk berhati-hati dan tidak terlalu mudah percaya pada orang yang dikenal melalui media sosial. Ia juga menyarankan untuk menggunakan akal sehat dan logika agar tidak tertipu.

“Jatuh cinta itu perkara sepele dan sederhana. Kamu bisa jatuh cinta dengan teman baru atau orang asing yang baru kamu kenal lewat aplikasi pertemanan. Tapi, momen jatuh cinta yang sesaat dan tiba-tiba belum bisa menjanjikan apa-apa,” ujarnya.

“Cinta kilat seperti itu bisa saja semakin kuat, dan sekejap hilang berganti cinta yang lain. Cinta yang sungguh-sungguh biasanya sudah melewati berbagai ujian. Melewati momen bahagia, sedih, hingga perasaan kecewa. Menghadapi badai kehidupan bersama. Namun, cinta yang kuat menjadikan kalian bisa bertahan. Bukan memilih menyerah lalu mencari cinta yang lain,” tutupnya.

Penulis : Elva-Rini

Sumber : Kompas TV


TERBARU