Strategi Bulog Jaga Ketahanan Pangan 2021
Advertorial | 30 Desember 2020, 10:48 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Presiden Joko Widodo memberikan mandat untuk menjaga stok pangan akhir tahun tetap terkendali meski di bawah tekanan pandemi. Melalui mekanisme yang efektif dan diversifikasi pangan, Perum Bulog pastikan ketahanan pangan nasional aman.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas menyatakan, ketersediaan pangan Indonesia jelang akhir tahun sangat cukup, bahkan mengalami peningkatan produksi dalam negeri. Sampai hari ini, Indonesia belum melakukan impor beras.
“Sampai Desember ini, ketersediaan pangan kita sangat cukup,” tegas Buwas dalam webinar bertajuk “Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional di Era Pandemi Covid-19” yang tayang di YouTube Kompas TV, Selasa (22/12/2020).
Ia menambahkan, “ditambah kita kuatkan produksi dalam negeri soal pangan dengan program-program pemerintah dengan Menteri Pertanian sehingga kita yakin dan terbukti, jumlah beras yang tersedia di Bulog sangat memadai di seluruh wilayah Indonesia,”
Meski tidak bisa diprediksi, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Musdhalifah Machmud menyatakan Indonesia telah memiliki stok beras cukup, yakni 2,1 juta ton sebelum terjadi pandemi.
Modal inilah yang menjaga ketersediaan dan stabilitas harga di awal terjadinya pembatasan sosial.
Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, Bulog Luncurkan Beras Singkong "Besita"
Global Food Security Index (GFSI) atau Indeks Ketahanan Pangan Global menempatkan Indonesia di posisi 62 dari 113 negara. Affordability menempati posisi 58 dan availability posisi 48.
Saat pangan dunia mengalami disrupsi, ketahanan pangan Indonesia terus meningkat selama 4 tahun terakhir. Defisit pangan nasional juga mengalami penurunan dalam 2 tahun terakhir.
Menurut Pengamat Ekonomi Faisal Basri, situasi ini bisa menjadi momentum bukan hanya untuk memperkuat sendi-sendi ketahanan pangan nasional, tetapi juga peluang melakukan ekspor.
Capaian ini tentu patut diapresiasi. Namun, Faisal mengingatkan untuk tetap waspada untuk menghadapi tantangan pangan lainnya.
Ujar Faisal, “ada persoalan risiko yang harus kita jaga. Dari 113 negara, kita nomor 111. Karena kita kepulauan, ada banjir, ada kenaikan permukaan laut, dan sebagainya.”
Dalam menjawab tantangan ini, Perum Bulog bersinergi dengan Menteri Pertanian melalui mekanisme yang efektif dan terobosan-terobosan yang bisa dilakukan di 2021.
Penulis : Elva-Rini
Sumber : Kompas TV