SUMEDANG, KOMPAS.TV — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus berkomitmen mengoptimalkan pemanfaatan Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dalam rangka mendukung misi Asta Cita Presiden Prabowo terkait ketahanan air, pangan, dan energi.
“Pemanfaatan bendungan tidak hanya sebatas penyimpanan air, tetapi juga akan diperluas melalui pembangunan jaringan penyaluran air untuk kebutuhan air minum, peternakan, dan pertanian. Langkah ini bertujuan menunjang ketahanan pangan,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo dalam peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede pada Senin (20/1/2025).
Bendungan Jatigede sebagai Penyedia Air Baku dan Sarana Wisata
Dibangun pada 2007–2017 dengan investasi sebesar Rp4,4 triliun, Bendungan Jatigede memiliki berbagai fungsi strategis, antara lain sebagai sarana irigasi, pembangkit listrik tenaga air, penyedia air baku, pengendali banjir, serta destinasi pariwisata.
Sebagai sarana irigasi, bendungan ini mengaliri Daerah Irigasi (DI) Rentang yang mencakup 87.840 hektare lahan pertanian di Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu.
Hasilnya, produksi padi di wilayah tersebut meningkat hingga 2,5 kali lipat, mendukung target swasembada pangan nasional.
Data dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat tahun 2023 mencatat peningkatan signifikan produksi padi sejak hadirnya Bendungan Jatigede.
Di Kabupaten Majalengka, produksi meningkat dari 3,6 ribu ton menjadi 11,6 ribu ton. Di Kabupaten Cirebon, jumlahnya naik dari 121 ribu ton menjadi 266 ribu ton, sementara di Kabupaten Indramayu melonjak dari 450 ribu ton menjadi 1,2 juta ton.
Bendungan ini juga melayani kebutuhan air baku sebesar 3.500 liter per detik untuk wilayah Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Majalengka.
Selain itu, bendungan berperan penting dalam pengendalian banjir dengan efektivitas mencapai 81,4 persen serta memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata.
Energi Terbarukan dari Bendungan Jatigede
Dalam mendukung ketahanan energi, Bendungan Jatigede memanfaatkan energi kinetik melalui PLTA Jatigede berkapasitas 2x55 megawatt (MW).
Selain itu, rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung berkapasitas 100 MW yang akan terhubung dengan Gardu Induk Jatigede menjadi langkah konkret pemerintah dalam mengembangkan energi terbarukan.
“Kami berharap kolaborasi lintas kementerian dan lembaga dalam pembangunan infrastruktur, seperti di Jatigede, dapat mendukung penurunan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) di bawah 6 persen, pengentasan kemiskinan hingga nol persen, serta pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen sesuai arahan Presiden,” tutup Dody.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.