Langkah Antisipasi yang Dilakukan Indonesia Dalam Menghadapi Resesi Dunia
Vod | 22 Februari 2024, 12:26 WIBKOMPAS.TV - Jepang melaporkan kondisi perlambatan ekonomi selama 2 kuartal berturut-turut. Jepang pun resmi masuk kategori resesi teknis.
Pada kuartal 3 2023, ekonomi Jepang melambat 3,3%. Sementara pada kuartal 4, ekonomi Jepang kembali melambat 0,4%.
Perlambatan ekonomi ini terjadi salah satunya karena kenaikan suku bunga tinggi dalam waktu relatif singkat.
Kenaikan suku bunga ini akhirnya menekan seluruh kinerja ekonomi Jepang, mulai dari investasi, impor hingga permintaan domestik.
Konsumsi domestik Jepang tertekan lantaran inflasi tinggi yang mendera Jepang dalam beberapa waktu terakhir.
Guncangan ekonomi juga masih melanda kawasan eropa. Teranyar, Jerman diprediksi akan masuk ke jurang resesi pada kuartal pertama tahun ini.
Jika ramalan ini tepat, artinya Jerman akan jadi negara anggota G7 pertama yang ekonominya melambat 2 kuartal berturut-turut.
Tingginya suku bunga juga jadi biang kerok tekanan ekonomi di Jerman. Selain itu, konflik Rusia dan Ukraina juga memberi dampak besar terutama pada kebutuhan energi di Jerman.
Meski resesi melanda sebagian negara di dunia, Otoritas Jasa Keuangan Optimis Ekonomi Global tak akan masuk jurang resesi, begitu pula dengan indonesia.
Indikasinya sektor keuangan Indonesia masih tumbuh positif, likuiditas memadai dan risiko terjaga.
Adakah langkah antisipasi yang perlu dilakukan Indonesia menghadapi perlambatan ekonomi bahkan resesi di beberapa negara maju?
Mari kita bahas bersama Senior Economist Samuel Sekuritas Indonesia Akademisi Universitas Indonesia, Fithra Faisal di Kompas Bisnis.
Baca Juga: Jerman Alami Resesi, Pemerintah Optimistis, tapi Warga Tak Belanja dan Pilih Menabung
Penulis : Shinta-Milenia
Sumber : Kompas TV