Seruan Petisi Kritik Jokowi Terkesan 'Diabaikan', Apa Dampak Terhadap Pemilu dan Pemilih Muda?
Vod | 8 Februari 2024, 22:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kritik dari kampus tentang kemunduran demokrasi dalam penyelenggaraan pemilu, kian meluas.
Tak cuma di kampus, sejumlah mahasiswa di Jabodetabek juga turun ke jalan menolak pemilu curang.
Selain orasi di tengah jalan, mahasiswa juga membentangkan spanduk di beton pembatas, bertuliskan "Makzulkan Jokowi, Tolak Pemilu Curang".
Baca Juga: Petisi Kritik Jokowi Soal Pemilu Kembali Digaungkan, Giliran dari STF, ITB dan Unibraw
Mahasiswa resah dan menilai Presiden Jokowi campur tangan dalam pemilu 2024 dengan memperbolehkan presiden dan para menteri berkampanye secara terbuka.
Kegelisahan para sivitas akademika seolah memuncak, tatkala Jokowi menyebut presiden dan menteri boleh memihak dan berkampanye.
Hal ini diucap presiden saat berkunjung ke Lanud Halim bersama Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan yang ikut berkontestasi dalam pilpres 2024.
Hingga kini, sedikitnya ada 30 kampus dari berbagai kota yang menggelar mimbar akademik.
Baca Juga: Rektor Unissula Buka Suara Soal Diminta Tidak Ikut Kritik Pemerintahan Jokowi, Begini Kronologinya
Petisi akademisi meminta Jokowi netral, termasuk aparat, hingga persoalan etika dan demokrasi.
Apa dampaknya terhadap pemilu, terlebih bagi pemilih muda?
KompasTV bahas bersama, Simon Petrus Tjahjadi, Rektor Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, lalu ada Billy Mambrasar, Stafsus Presiden, dan Wasisto Raharjo Jati, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Penulis : Dea-Davina
Sumber : Kompas TV