Kala Sultanah Memerintah Bumi Serambi Makkah | Perempuan-Perempuan Nusantara
Perempuan-perempuan nusantara | 9 Januari 2024, 12:00 WIBKOMPASTV - Nanggroe Aceh Darussalam, Bumi Serambi Makkah. Di provinsi paling utara di Indonesia ini, syariat Islam tegak berdiri sebagai aturan pemerintahan dan pandu perilaku masyarakatnya. Waktu berganti, hingga kini Aceh tak pernah kekurangan perempuan yang gigih-berani, cerdik-cendekia untuk memimpin dalam setiap sendi kehidupan.
Dalam lini masa kehidupan masyarakat Aceh, sejak berabad-abad lalu Kerajaan Islam di Aceh berkali-kali dipimpin oleh seorang sultanah. Sultan perempuan yang tak hanya memimpin berdasarkan garis keturunan, tapi juga mampu melahirkan gagasan dan kebijakan yang memajukan daerah yang ia pimpin.
Dari Kerajaan Samudera Pasai hingga Kesultanan Aceh Darussalam. Tak kurang dari lima sultanah memimpin lebih dari 30 tahun lamanya. Jejak-jejak kejayannya tertulis dalam epitaf batu nisannya, kitab-kitab kuno, hingga uang-uang dirham yang menunjukkan kejayaan masa lalu.
Di Kerajaan Samudera Pasai Sultanah Nahrasyiah menjadi sultan ke-enam yang memerintah selama 22 tahun. Dalam lini masa sejarah masyarakat Aceh kepemimpinan perempuan ini berulang di Kesultanan Aceh Darussalam. Sultanah Tajul-'Alam Safiatuddin Syah (1641-1675) menjadi pionir kepemimpinan perempuan di Kesultanan Aceh Darussalam. Setelah kemangkatannya, Kesultanan Aceh masih dipimpin 3 orang sultanah. Yakni Sultanah Naqiatuddin Nurul Alam, Sultanah Zaqiatuddin Inayat Syah, dan Sultanah Zainatuddin Kamalat Syah. Kepemimpinan sultanah berhenti pada tahun 1699 karena adanya penoloakan dari golongan bangsawan Aceh. Bumi Serambi Makkah mengalami masa gilang gemilang, stabil, dan dinamis pada era sultanah memerintah.
#Indonesia #DokumenterKompasTV #PerempuanPerempuanNusantara #PerempuanIndonesia #Sultanah #NanggroeAcehDarussalam #SamuderaPasai #KerajaanIslam
Penulis : Krisna-Aditomo
Sumber : Kompas TV