Peneliti ELSAM Sebut Kebocoran Data KPU Secara Berulang Bisa Berdampak pada Pemilu 2024
Vod | 30 November 2023, 13:44 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Warganet dihebohkan dengan dugaan bocornya 204 juta data pemilih di situs resmi milik KPU.
Data yang diduga milik KPU dibocorkan oleh akun bernama Jimbo di Breach Forums pada 27 November.
Peretas Jimbo juga melampirkan 500 ribu sampel data pemilih hingga yang berada di luar negeri, mulai dari NIK, tanggal lahir, hingga alamat.
Jimbo mengeklaim memiliki lebih dari 250 juta data pemilih dan dijual sebesar 74 ribu dollar Amerika Serikat atau Rp1,14 miliar.
KPU bersama Bareskrim, BSSN, BIN dan kominfo tengah menelusuri kebenaran informasi itu.
Kominfo menanggapi soal dugaan kebocoran data pemilih di situs resmi KPU.
Kominfo telah menerjunkan direktorat jenderal aplikasi informatika atau APTIKA untuk menelusuri dugaan kebocoran data pemilih.
Pakar Keamanan Siber dari CISSREC, Pratama Persadha menjelaskan data diduga didapatkan peretas dengan memanfaatkan celah keamanan sistem, termasuk kemungkinan dari petugas KPU.
Pratama menambahkan data yang diduga bocor itu berisi data-data pribadi penting pemilih.
Dugaan data kebocoran pemilih di KPU berpotensi dimanfaatkan untuk tindak pidana.
Kasus kebocoran data warga masih terjadi padahal Indonesia telah memiliki Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi.
Peneliti ELSAM, Parasurama Pamungkas menyayangkan kejadian berulang bocorkan data pribadi.
Parasurama mengungkapkan bahwa bocornya data di KPU yang berulang bisa berpengaruh terhadap Pemilu 2024.
Bisa jadi pemilih akan lebih banyak yang golput karena ketidakpercayaan publik pada KPU bagaimana data pemilih diproses.
Baca Juga: KPU Gandeng Kemenkominfo, BSSN hingga BIN Selidiki Soal Kebocoran Data Pemilih!
Penulis : Shinta-Milenia
Sumber : Kompas TV