Tiongkok dan Brasil Berupaya Melestarikan Satwa Liar

BRASIL, KOMPAS.TV - Brasil terkenal dengan keanekaragaman hayatinya yang kaya menjadikan perlindungan lingkungan alam sebagai kunci keberlanjutan global.

Di bagian barat laut negara bagian Sao Paulo, Pusat Konservasi Margasatwa yang lebih dikenal sebagai Kebun Binatang Ilha Solteira adalah tempat yang wajib dikunjungi oleh pengunjung.

Dari burung beo berwarna-warni dan burung toucan yang ikonik hingga tapir dataran rendah dan tamandua, kebun binatang ini juga merupakan tempat perlindungan dan organisasi rehabilitasi bagi hewan-hewan yang rentan dan terancam punah.

Ketika seekor hewan diselamatkan dari hutan asalnya, perawatan medis khusus akan dilakukan di sini untuk memastikan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Nantinya setiap makanan disesuaikan dengan cermat untuk memenuhi kebutuhan makanan spesifik setiap hewan.

Pusat ini juga berkolaborasi dengan fasilitas lain untuk mendorong reproduksi dan meningkatkan keanekaragaman hayati.

Namun yang membedakan pusat konservasi ini adalah sejarahnya yang unik.

Awalnya, pusat satwa liar ini dibangun untuk pembangunan pembangkit listrik, namun berjalannya waktu tempat ini juga menjadi pusat konservasi untuk menyelamatkan hewan-hewan dari pembangunan pembangkit listrik.

Upaya ini telah dilakukan sejak tahun 1970an ketika pembangkit listrik tenaga air ilha solteira di dekatnya dibangun.

Di Brasil bukan hanya pembangkit listrik saja yang harus mengikuti pedoman tersebut, tetapi juga perusahaan yang beroperasi di negara tersebut.

Hal ini untuk menjaga lingkungan sekitar bukan sekadar soal izin usaha karena hutan yang sehat berperan penting dalam menjaga kualitas sumber air di sekitarnya.

Dengan adanya upaya menjaga lingkungan kedepan dimungkinkan untuk penggunaan sumber daya penting secara lebih efisien menghasilkan energi ramah lingkungan dan membantu membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.

Baca Juga: Lestarikan Budaya, Festival Kampung Tempo Dulu Digelar di Kota Malang

 

Penulis : Shinta-Milenia

Sumber : Kompas TV