> >

Di Balik Gejolak Harga dan Kelangkaan, Ada Permainan Kartel Minyak Goreng?

Vod | 29 Januari 2022, 08:55 WIB

KOMPAS.TV - Ketimpangan harga minyak goreng kemasan di pasar tradisional dan pasar modern menyusul kebijakan satu harga Rp 14 ribu per liter membuat pedagang pasar tradisional merugi karena sepi pembeli.

Di Pasar Tradisional Andir Kota Bandung, harga minyak goreng kemasan maupun curah masih tinggi.

Untuk minyak goreng kemasan dijual Rp 18 ribu per liter, sedangkan harga minyak goreng curah dijual Rp 9.500 per liter.

Baca Juga: Daftar HET Minyak Goreng yang Mulai Berlaku Februari 2022, Tak Lagi Sama Rata Rp14.000 Per Liter

Dengan harga ini, pedagang yang biasanya bisa menjual 75 liter per hari. Kini rata-rata hanya mampu menjual 25 liter minyak goreng dalam sehari karena banyak pembeli beralih ke retail modern.

Di Pasar Meteseh Kota Semarang stok minyak goreng kemasan di sejumlah toko kosong. Pedagang hanya menjual minyak goreng curah itupun dengan harga Rp 19 ribu per kilogram.

Para pedagang mengaku, sejak 19 Januari lalu belum ada pasokan minyak goreng kemasan dari distributor.

Pembeli pun terpaksa membeli minyak goreng curah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Penyeragaman satu harga minyak goreng kemasan Rp 14 ribu per liter membuat stok minyak goreng kemasan menjadi langka di pasaran.

Di sisi lain, pedagang yang menyimpan stok minyak dengan harga lama merasa dirugikan, Minyak goreng curah pun ikut-ikutan naik karena menjadi pilihan sebagian masyarakat.

YLKI menengarai ada permainan kartel minyak goreng di balik gejolak harga dan kelangkaan salah satu sembako ini.

Sementara, KPPU mulai menyelidiki dugaan pelanggaran praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

Penulis : Natasha-Ancely

Sumber : Kompas TV


TERBARU