Menguak Sejarah Ubud Menjadi Destinasi Wisata
Jelajah indonesia | 3 April 2020, 01:14 WIBBALI, KOMPAS.TV -
Annisa Malati melanjutkan perjalanannya menjelajah kerjaan-kerajaan di Bali. Kali ini Istana Ubud, yang juga dikenal dengan naman Puri Saren Agung, adalah kompleks bangunan bersejarah yang terletak di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia. Istana adalah tempat tinggal resmi keluarga kerajaan Ubud. Annisa beruntung dipandu langsung oleh Tjokorda Oka Artha Wardhana Sukawati yang akrab dipanggil Cok Ace.
Cok Ace, adik dari penglisir Pura Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Artha Sukawati atau akran dipanggil Cok Putra, membawa Annisa menjejaki tiap sudut Pura Agung Ubud, hinnga ke pasar Ubud, hingga ke museum Ubud. Terakhir Cok Ace membawa Annisa ke homestay warga untuk menegaskan kenapa Ubud mempertahankan konsep desa wisata di Ubud.
Berikut sekilas sejarah Kerajaan Ubud sesuai cerita dari Cok Ace:
Pada abad ke-17, Bali mengalami banyak kemunculan kerajaan baru, termasuk pendirian beberapa rumah kerajaan di Ubud. Seorang pangeran dari Klungkung dikirim untuk membuat istana di Sukawati sebagai pusat kekuatan besar dan keindahan estetika. Pengrajin datang dari seluruh Bali untuk membantu dalam pembangunan tersebut dan setelah selesai banyak dari mereka memilih untuk tinggal. Saat ini, Sukawati menjadi tempat komunitas yang sangat mendukung semua bentuk kesenian serta tarian dan musik.
Pada pertengahan abad ke-19 ada sentimen anti-Belanda yang muncul di dalam kerajaan dan konflik makin marak. Pemerintah Belanda yang menjajah memilih untuk mengganggu politik pulau itu pada awal abad ke-20. Di bawah kepemimpinan Tjokorde Gede Raka Sukawati, Ubud kemudian dikenal sebagai sub-kabupaten dan kemudian pada tahun 1981 menjadi sebuah kecamatan yang mengambil alih administrasi 13 lingkungan dan 7 desa tradisional. Ubud mengembangkan reputasi sebagai denyut nadi budaya Bali dan citra itu masih bertahan sampai sekarang. Ubud menjadi penanda abad ke-21 dengan bermartabat dan tetap mempertahankan seni, budaya, dan agama yang tak lekang oleh waktu.
Penulis : Herwanto
Sumber : Kompas TV