> >

Gula Aren Asli Desa Jatuh, Usaha Tradisional Dengan Hasil Jutaan Rupiah Perbulan

Berita daerah | 30 Juli 2020, 16:16 WIB

HULU SUNGAI TENGAH, KOMPAS.TV - Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah menjadi salah satu pembuat Gula Merah atau Gula Aren secara tradisional, berbahan baku Air Juruh dari Pohon Hanau yang banyak terdapat di wilayah ini.

Seperti Suhaimi, warga Pamatang Desa Jatuh, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan ini  setiap hari, pagi dan sore   pergi ke kebun Pohon Aren miliknya, untuk menyadap Air Nira atau Air Aren.

Ia mengambil Air Nira,  asal muasal dari Gula Aren yang kerap kita jumpai dipasaran.

Baca Juga: Gudeg Kangen Simbok, Pelipur Rindu Perantau di Banjarmasin Akan Masakan Jogja

Air yang berasal dari Pohon Hanau  atau Enau  yang disadap dan dikumpulkan   nantinya akan di olah menjadi Gula Aren.

Untuk membuat Gula Aren,  Air Nira hasil sadapan   direbus hingga warnanya menjadi merah kecoklatan atau mengental.

Butuh waktu sekitar 4 jam dalam proses ini. 

Agar merata, harus dlakukan  pengadukan  hingga mengental.

Setelah selesai proses ini, air Nira yang telah mengental siap dimuat kedalam wadah cetakan  dan ditunggu selama kurang lebih 30 menit hingga mengeras.

“Gula aren milik saya ini asli, saya mempelajarinya dari orang tua dalam pembuatan dalam pembuatan gula aren ini, ya bisa di bilang usaha turun temurun lah” kata Suhaimi.

Baca Juga: Rumah Lanting, Warisan Budaya Masyarakat Pesisir Sungai di Banjarmasin yang Mulai Hilang

Dalam satu hari ayah 2 anak ini dapat memproduksi sekitar 8 kilogram Gula Aren yang nantinya dijual pada Pengepul Gula Aren dengan harga 14 ribu rupiah perkilogramnnya.

Dari keahlian  turun temurun yang ia lakoni saat ini, sudah dapat menghasilkan hingga jutaan rupiah perbulan.

Penulis : KompasTV-Banjarmasin

Sumber : Kompas TV


TERBARU