Yumm! Kuliner "Fossil" Asal Kudus Ini Cocok Saat Cuaca Dingin
Berita daerah | 24 Februari 2020, 19:03 WIBKUDUS, KOMPAS.TV - Referensi kuliner yang cocok untuk anda nikmati di musim hujan yakni sup fossil.
Bukan fosil temuan zaman prasejarah, namun sup yang berisi tulang sumsum sapi dengan kuah hangat dan berisi potongan sayur.
Sup ini menjadi salah satu referensi kuliner bagi anda yang sedang berada di Kudus, Jawa Tengah.
Menurut salah seorang konsumen, tulang sapi yang dihidangkan masih terdapat daging yang melekat dan ini yang membuat sup menghasilkan kaldu sapi lebih pekat dan gurih.
Di Kedai Warung Patiayam, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kudus, Jawa Tengah yang menyajikan kuliner sup serta wedang fosil, sensasi kuahanya yang segar dan bumbu rempahnya membuat pengunjung ketagihan.
Berbeda dengan sup pada umumnya, sup ini menggunakan bahan dari tulang kaki sapi beserta daging yang masih melekat, selain itu bumbu yang digunakan juga menggunakan rempah rempah dan tidak menggunakan penyedap rasa.
Untuk membuat sup fosil yang gurih, sang pemilik memperlihatkan bagaimana cara untuk mengolahnya, yakni sejumlah bumbu yang sudah disiapkan disangrai terlebih dahulu, setelah keluar aroma, bumbu selanjutnya dihaluskan, setelah itu dimasukkan ke dalam air yang sudah mendidih, selanjutnya tulang kaki sapi dimasukkan dan direbus hingga matang.
Setelah kuahnya mengental aneka sayur pelengkap pun dimasukkan dan sup sudah siap disajikan.
Menurut sang pemilik, sup iberi nama fosil karena tulang sumsum kambing diibaratkan sebagai fosil atau sisa-sisa makhluk hidup.
Selain sup fosil, rumah makan ini pun menyediakan minuman hangat yang diberi nama wedang fosil.
Sama dengan sup yang menggunakan rempah rempah, wedang fosil juga menggunakan bahan dasar jahe dan serai.
Jika anda penggemar masakan yang berkuah dan segar, sup dan wedang fosil ini sangat sayang untuk dilewatkan, terlebih saat musim hujun seperti sekarang ini.
Dengan harga Rp 50.000 rupiah, anda sudah dapat menikmati satu porsi sup dan wedang fosil yang empuk serta segar.
Penulis : Reny-Mardika
Sumber : Kompas TV