Jaga Budaya Lokal dari Gempuran Globalisasi, Fraksi PKB DPRD Sulteng Dorong Penggunaan Lagu Daerah
Sulawesi | 17 Oktober 2024, 18:27 WIBPALU, KOMPAS.TV - Anggota DPRD Sulawesi Tengah, Muhammad Safri mengajak masyarakat untuk senantiasa mencintai, menjaga dan merawat seni budaya serta kearifan lokal. Melestarikan kebudayaan daerah kata Safri, berarti menjaga akar budaya yang menjadi jati diri masyarakat Sulawesi Tengah.
"Kami mendorong lagu daerah dinyanyikan setelah lagu Indonesia Raya sebagai bagian dari upaya mengajak masyarakat Sulteng menjaga dan melestarikan seni budaya dan kearifan lokal yang menjadi jadi diri kita selama ini," ujarnya kepada awak media, Kamis (17/10).
Sekretaris Fraksi PKB ini mengungkapkan usulan menyanyikan lagu daerah setelah lagu Indonesia Raya dalam rapat pembahasan Rancangan Peraturan Tata Tertib (Raper Tatib) DPRD Sulteng beberapa waktu lalu dapat dilaksanakan tanpa harus menunggu Perda atau Pergub.
"Hasil konsultasi kami dengan pihak Kemendagri baru baru ini menyebutkan bahwa usulan ini bisa dilaksanakan tanpa harus menunggu Perda atau Pergub. Artinya ini sangat bagus karena mendapat respon positif dari pemerintah," ungkap Safri.
Safri menegaskan seni budaya dan kearifan lokal perlu ditampilan dalam momentum apapun tidak hanya sebatas kegiatan seremonial semata. Mantan Wakil Ketua DPRD Morowali Utara ini mengisahkan perjuangannya mengusulkan lagu Wita Mori sebagai lagu resmi dalam acara pemerintahan dan kemasyarakatan di Morut.
"Ini bukan hal baru bagi kami, saat masih jadi pimpinan DPRD Morut lagu Wita Mori berhasil kami jadikan sebagai lagu resmi di setiap acara pemerintahan dan kemasyarakat di Morut. Bukti bahwa kami terus berupaya melestarikan budaya lokal di tengah gempuran era globalisasi," tegasnya.
Fraksi PKB kata Safri, akan terus memperjuangkan pelestarian budaya dan kearifan lokal Sulawesi Tengah dengan melakukan penguatan dan pengembangan kepada generasi muda lewat institusi pendidikan.
"Upaya pelestarian budaya dan kearifan lokal Sulteng sangat penting dilakukan kepada generasi muda kita, mengingat saat ini mayoritas anak-anak kita sudah tidak paham dengan kultur budayanya sendiri akibat tergerus oleh budaya luar yang kian bebas," pungkasnya.
Penulis : KompasTV-Makassar
Sumber : Kompas TV