> >

Tertolak PPDB SMA Negeri di Kota Semarang, Mbak Ita Jamin Pendidikan Anak Pasutri Tunanetra

Jawa tengah dan diy | 15 Juli 2024, 10:26 WIB

SEMARANG, KOMPAS.TV - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau akrab disapa Mbak Ita menegaskan, akan menjamin pendidikan dari anak pasangan suami istri tunanetra yang tertolak sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA negeri jalur afirmasi keluarga miskin.

Setelah mendapat informasi terkait seorang siswi bernama Vita Azahra, anak pasangan suami istri tunanetra yang berprofesi sebagai tukang pijat di rumah kontrakannya, di Jalan Gondang Raya, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, yang terancam tidak bisa sekolah lewat jalur afirmasi.Hal tersebut lantaran terkendala Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.

Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu atau akrab disapa Mbak Ita langsung melakukan kunjungan, untuk berusaha membantu warganya.

Seharusnya dengan kondisi keluarga, Vita Azahra masuk kategori miskin ekstrem atau P1, namun pada DTKS Kementerian Sosial tercatat sebagai rentan miskin atau P4. Mbak Ita pun menegaskan, Vita Azahra yang sebelumnya bersekolah di SMP Negeri 33 Kota Semarang merupakan bagian dari warga Kota Semarang yang berhak mendapatkan fasilitas pendidikan.

Meskipun tidak bisa bersekolah di SMA negeri, namun Mbak Ita akan menjamin semua pembiayaan pendidikan selama siswi tersebut sekolah dan menjadikan Vita Azahra menjadi anak asuh.

“Kami menyadari bahwa PPDB SMA ini bukan kewenangan dari Pemkot Semarang, sehingga kami mencari solusi untuk bagaimana anak ini tetap sekolah sesuai dengan hatinya. Tadinya sudah ketrima di SMK negeri, tapi tidak mau karena inginnya di SMA negeri. Sambil menunggu jika tidak bisa diterima SMA negeri, maka dia mau sekolah di SMA swasta yakni SMA Mardi Siswo. Kami punya program Gerbang Harapan, dimana program menjadi orang tua asuh untuk kebutuhan pendidikan anak-anak. Jadi saya punya anak asuh baru, Vita,” tutur Mbak Ita.

“Jalur afirmasi tidak bisa karena otomatis, dari awal verifikasi ada pilihan siswa tidak mampu jika DTKS golongan P1 sampai P3 bisa, sedangkan saya masuknya p4,” ucap Vita Azahra.

Diketahui, Pemerintah Kota Semarang memiliki program gerbang harapan atau gerakan bersama orang tua asuh untuk pengembangan hari masa depan. Program ini merupakan upaya untuk menekan angka putus sekolah masyarakat Kota Semarang. Warga yang berkecukupan diajak untuk menjadi orang tua asuh bagi anak kurang mampu.

#ppdbkotasemarang #mbakita #kotasemarang

Penulis : KompasTV-Jateng

Sumber : Kompas TV


TERBARU