TPK Ujung Tombak Cegah Stunting di Kota Semarang
Jawa tengah dan diy | 28 Maret 2024, 16:20 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV - Untuk menurunkan angka stunting di Kota Semarang, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membentuk program Tim Pendamping Keluarga atau TPK, di seluruh kecamatan dan kelurahan Kota Semarang. Sebanyak 3.822 orang yang tergabung dalam 1.274 tim dan terdiri dari tenaga kesehatan, kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta kader Keluarga Berencana (KB) akan memberikan pendampingan kepada ibu hamil, bayi di bawah dua tahun, ibu paska persalinan serta calon pengantin.
Melakukan kunjungan ke keluarga yang berisiko stunting, tim pendamping keluarga yang dibentuk di 16 kecamatan dan 117 kelurahan, mendapatkan program pelatihan yang dilakukan oleh BKKBN bersama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Semarang. Hingga saat ini sudah memasuki tahun ke tiga dengan pola penyuluhan serta menghubungkan serta memfasilitasi bantuan sosial bagi keluarga yang terindikasi berisiko stunting.
Kegiatan tim pendamping keluarga yang dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan KB ini, berdasar pada peraturan BKKBN serta dalam pendanaannya bersumber dari APBN. Sinergitas antara kader PKK, tenaga kesehatan serta kader KB, diharapkan mampu melakukan pencegahan stunting dan mengetahui data stunting di Kota Semarang yang bisa dilihat melalui aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (Elsimil) yang sudah diinput oleh tim TPK setiap satu bulan sekali.
“Dasarnya adalah peraturan BKKBN karena TPK ini pendanaannya ini salah satunya dari BOKB bersumber dari APBN. Dengan adanya sinergi tersebut, diharapkan pendampingan bisa dilakukan masing-masing RW nya dan nanti hasil diinputkan ke dalam aplikasi Elsimil nanti bisa ditarik datanya sehingga kita bisa tahu risiko stunting di Kota Semarang ada berapa. TPK yang disasar adalah pendampingan calon pengantin, ibu hamil paska salin dan balita,” ujar dr. Lilik Farida, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB.
Sementara itu, fasilitator tim pendamping keluarga pencegahan stunting mengaku sudah melakukan pelatihan terhadap 3000 lebih tenaga tim pendamping keluarga di 16 kecamatan di Kota Semarang. Tim pendamping keluarga yang sudah dilakukan pelatihan dapat memberikan pendampingan kepada ibu hamil, anak di bawah dua tahun, ibu setelah persalinan serta calon pengantin.
“Kami adalah fasilitator yang telah dilatih oleh BKKBN Jawa Tengah untuk mempersiapkan kader-kader yang ada di TPK masing-masing kelurahan dan ini jumlahnya sangat luar biasa di Kota Semarang ada 3822, jadi kami mengkonsepkan untuk mempersiapkan temen-temen TPK ini siap menghadapi permasalahan atau pendampingan masyarakat dari empat faktor tadi sehingga pernurunan angka stunting dapat teredukasi dan tersampaikan dengan baik sehingga zero stunting di Kota Semarang bisa tercapai di 2024 ini,” tutur Yuli Kurniasih, fasilitator.
Dalam kegiatan pelatihan tim pendamping keluarga ini, Dinas Pengendalian Kependudukan dan KB Kota Semarang mendapat anggaran sekitar Rp 8 miliar yang digunakan selama 10 bulan untuk memberikan honor, pulsa serta kebutuhan lainnya pada tim TPK.
“Kegiatan TPK ini berasal dari BOKB di Kota Semarang ada Rp 8 miliar dimana diperuntukkan untuk 3822 anggota TPK, masing-masing TPK mendapat fasilitas honor, pulsa dan fotokopi. TPK dilaksanakan selama 10 bulan di 2024, dimulai bulan Maret sampai bulan Desember kami melakukan kegiatan ini di 16 kecamatan dan 117 kelurahan dengan jumlah TPK 3822,” ucap Gatot Priyanto, Kepala Bidang K3.
Dengan diturunkannya tim pendamping keluarga di 16 kecamatan serta 117 kelurahan dengan jumlah 3822 orang ini, diharapkan dapat menurunkan angka stunting di Kota Semarang. Pasalnya, tim yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader PKK serta kader KB akan menyasar pada anak yang terindikasi stunting serta pencegahan stunting sejak dini pada ibu hamil serta calon pengantin.
#stunting #kotasemarang #bkkbn
Penulis : KompasTV-Jateng
Sumber : Kompas TV