Cegah Stunting Sejak Calon Pengantin Itu Penting
Sumatra | 2 November 2023, 13:09 WIBBANDA ACEH, KOMPAS.TV - Deva Fajri, calon pengantin berusia 27 tahun warga Gampong Doy Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh ini, bersiap mendatangi Puskesmas setempat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Di dampingi tim pendamping keluarga Deva, menjalani pemeriksaan kadar Hemoglobin atau HB, untuk mengetahui kondisi anemia dan pemeriksaan antrophometri yaitu tinggi badan, berat badan dan lingkar lengan atas. Pemeriksaan ini sangat penting di lakukan untuk mengetahui apakah calon ibu ini, mengalami kekurangan gizi atau tidak. Deva juga melakukan suntik imunisasi tetanus.
Dari hasil pemeriksaan catin Deva di Puskesmas, diketahui HB sebesar 12,4 gram per desiliter, yang berarti kadar HB normal, dan tidak ditemukan tanda anemia. Berat badan 54 kilogram, dengan tinggi badan 158 cm, dengan lingkar lengan atas 28,5 cm yang artinya normal dan tidak terjadi kekurangan energi kronis. Deva juga diberikan asupan zat besi lewat tablet penambah darah untuk mencegah anemia.
Hasil akhir skrinning kesehatan itu, menunjukkan kondisi Deva sebagai calon pasangan usia subur telah ideal untuk menikah karena seluruh variabel yang di persyaratkan dalam kondisi normal. Sementara untuk catin laki laki dikategorikan ideal apabila usia minimal 25 tahun dan tidak merokok atau tidak terpapar asap rokok.
Tim pendamping keluarga, yang mendampingi Deva selama pemeriksaan kesehatan, juga memantau proses dan hasilnya. Tim pendamping keluarga membantu calon pengantin untuk menginput hasil pemeriksaan kedalam aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil atau Elsimil. Hasil tersebut kemudian digunakan sebagai bukti atau syarat untuk pendaftaran pernikahan ke Kantor Urusan Agama setempat. Hasil skrining kesehatan yang di masukkan ke aplikasi Elsimil ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini kesehatan catin supaya memitigasi resiko melahirkan bayi stunting dan untuk memastikan setiap catin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.
Pasangan calon pengantin yang telah mendaftar ke KUA, selanjutnya akan mendapatkan bimbingan pernikahan untuk penguatan dan kesejahteraan keluarga. Di dalam nya personil satuan tugas percepatan penurunan stunting memberikan materi tentang pencegahan stunting, kepada seluruh pasangan calon pengantin.
Guna menekan angka stunting dan mencetak generasi emas Indonesia tahun 2045 nanti, BKKBN berkomitmen untuk terus berkampanye melakukan pencegahan resiko stunting, terutama untuk remaja dan calon pengantin atau pasangan usia subur yang menerima pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan pranikah, agar menghasilkan pasangan pengantin yang berkualitas.
Aceh menjadi salah satu daerah di Indonesia dengan angka prevalensi yang tinggi. Data dari satgas percepatan penurunan stunting Aceh menyebutkan angka stunting aceh mencapai 31,2 persen. Walaupun bukan tugas yang mudah namun BKKBN, pemerintah dan semua pihak di Aceh bekerja keras menurunkan angka stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 mendatang sesuai target nasional.
Penulis : KompasTV-Aceh
Sumber : Kompas TV