> >

Mengenal Jam Istiwa Atau Jam Matahari Penanda Waktu Salat

Jawa tengah dan diy | 24 April 2023, 15:42 WIB

SOLO,KOMPAS.TV - Keraton Solo, Jawa Tengah, dikenal memiliki banyak peninggalan bersejarah. Salah satunya yang cukup terkenal, adalah Jam Istiwa atau jam matahari. peninggalan Sultan Pakubuwono ke-10 ini, masih berfungsi dengan baik, untuk menunjukkan waktu Salat.

Jam matahari ini berada di halaman Masjid Agung Keraton Kasunanan, Solo, Jawa Tengah. Sepintas orang tak menyangka, bahwa ini adalah sebuah jam matahari. Karena dari jauh memang hanya terlihat, seperti sebuah tugu kecil. Jam ini dikenal dengan nama Jam Istiwa, dan diresmikan pada Tahun 1928. Jam ini merupakan jam matahari satu-satunya, di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Jam matahari ini, menggunakan patokan posisi matahari. Uniknya bentuk dari jam ini berupa cekungan setengah silinder, terbuat dari bahan tembaga. Sementara  di bagian cekungan, terdapat angka mulai dari 1-12. Diatas cekungan dipasang paku dengan posisi horisontal mengarah utara selatan. Untuk membacanya, tinggal melihat di angka berapa bayangan itu jatuh.

“Para ulama, khusus nya untuk menentukan jam salat sehingga pada saat itu dibuat oleh Raja Pakubuwono ke-10 pada Tahun 1855 Masehi atau 1784 Jawa. Jam Istiwak ini berfungsi ketika ada matahari yang menyinari,” ucap Abdul Basyit, pengurus masjid.

Selama Ramadan, jam matahari atau istiwak ini selalu menjadi pusat perhatian. Apalagi masjid agung ini, selalu didatangi umat muslim dari berbagai daerah. Tentu peninggalan sejarah seperti ini, menjadi obyek yang menarik. Terutama bagi mereka, yang sedang mempelajari penyebaran Agama Islam di Jawa Tengah.

#jamistiwa #keratonsolo #sultanpakubuwono

Penulis : KompasTV-Jateng

Sumber : Kompas TV


TERBARU