Tekan Kasus TBC di Semarang Butuh Kerja Sama Lintas Sektor
Berita daerah | 27 Desember 2022, 14:10 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV – Dalam diskusi terkait penanganan penyakit Tuberkulosis atau TBC, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Semarang, Nur Dian Rahmawati menegaskan, penanganan kasus TBC dapat dilakukan semua stakeholder, bukan hanya tanggung jawab dinas kesehatan saja.
Lintas sektor saling bekerjasama dalam penanganan kasus TBC, seperti pengalaman dalam penanganan Covid-19. Misalnya melakukan tracing di semua tingkat wilayah, seperti kecamatan, kelurahan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan relawan kesehatan semua bisa terlibat dalam pencegahan TBC.
Dian mengungkapkan bahwa kasus TBC tidak memandang usia karena penularannya dapat terjadi dari mana saja. Sedangkan ciri - ciri yang terlihat dari TBC itu sendiri ialah batuk selama dua pekan atau lebih. Sementara itu, ciri-ciri anak yang terkena penyakit TBC, antara lain berat badan anak tidak naik dan kenaikan suhu tubuh yang tidak menentu.
“Kedepannya, penanganan ini bisa dikelola di tiap-tiap wilayah,” kata Nur Dian Rahmawati.
Ketua DPRD Kota Semarang, Pilus Kadarlusman memberikan apresiasi kepada tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan TBC. Dirinya minta semua stakeholder harus terlibat untuk mempermudah dan efisiensi dalam penanganan TBC di Kota Semarang sendiri angka penderita TBC masih tinggi seperti terjadi di daerah Tembalang dan Pedurungan.
“Kami di lembaga legislatif akan mendorong dinas untuk melakukan upaya-upaya, tidak hanya dinas saja, namun semua komponen dalam masyarakat,” ujar Pilus Kadarlusman.
Terdapat perbedaan antara penyakit TBC dengan Covid-19, yakni Covid-19 merupakan penyakit akut, sedangkan TBC merupakan penyakit kronis yang gejalanya gampang-gampang susah untuk diidentifikasi.
#tbc #dinaskesehatan #covid19
Penulis : KompasTV-Jateng
Sumber : Kompas TV