Silat Budaya Kalimantan Selatan, Melestarikan Tradisi dan Ajang Prestasi
Budaya | 5 Februari 2022, 08:10 WIBBANJARMASIN, KOMPAS.TV - Menyesuaikan dengan kondisi di masa pandemi agar protokol kesehatan terjaga.
Para pesilat perguruan Bunga Mekar dan Bunga Hitam Banjarmasin Kalimantan Selatan ini giat berlatih.
Baca Juga: Sejumlah Sarana Fasilitas Umum Rusak, Kapolresta Imbau Masyarakat Turut Merawat
Hasil pun tidak mengingkari usaha, sehingga penghargaan mereka raih dari pesilat pesilat yang diikutkan dalam perlombaan.
Diantaranya, medali emas yang diraih Fajar Rahman dalam ajang Open International Online Seni Pencak Silat Championship 2020 di Belanda, pada kategori kanak solo bersenjata.
Serta Dea Hesni yang tercatat di urutan 8 nasional se Indonesia jurus tunggal baku IPSI serta juara 3 seni beregu dalam ajang nasional di semarang pada 2020.
''Tingkat SD juara 1 harapannya lebih semangat lagi berlatih," Ucap Pesilat, Dea Hesni Amelia.
''Pesilat dunia di Belanda secara virtual meraih 2 mendali emas, harapannya pencak silat di banjar berkembang," Ucap Pesilat lainnya, Fajar Rahman.
Semula perguruan Bunga Mekar dan Bunga Hitam adalah satu perguruan dengan sumber ilmu dari guru besar yang sama, Baktiansyah Almarhum, yang juga disambungtularkan sebagai bekal melawan penjajah di masa lalu.
''Anggotanya sekitar 400 orang, dari 13 Kabupaten cabangnya,'' ungkap Ketua Perguruan Bunga Mekar, Husaini F.
''Selain perang lais tri sula, allhamdulillah tri sula menang juara 1," Ucap Pelatih Silat Budaya dan Tradisi Bunga Hitam, Abu Solihin.
Baca Juga: Parade Senja Banjarbaru, Tunjukkan Keragaman Budaya dan Seni Kota Majemuk
Para pesilat ini berharap perhatian pemerintah semakin meningkat, termasuk agar benda budaya dan pusaka khas seperti senjata terlindungi, sebagai kekayaan intelektual atau memiliki hak paten.
Penulis : KompasTV-Banjarmasin
Sumber : Kompas TV