Kedisiplinan Protokol Kesehatan Siswa Rendah, Pakar Dorong PTM 100% Banjarmasin Dihentikan
Berita daerah | 5 Februari 2022, 07:33 WIBBANJARMASIN, KOMPAS.TV - Tim pakar percepatan penanganan covid-19 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mendorong Pemerintah Kota menghentikan 100% Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sekolah.
Menyusul temuan belasan siswa yang terpapar covid-19 di SMP Negeri 1 Banjarmasin, termasuk beberapa sekolah lainnya.
Baca Juga: Tiga Warga Probable Omicron, Kasus Covid-19 di Kabupaten Banjar Kembali Meningkat
Penghentian penerapan pembelajaran tatap muka didasari lantaran peserta didik di sekolah tidak memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.
Hal itu mengacu pada hasil survey badan pusat statistik yang menyebut semakin rendahnya usia semakin turun pula tingkat kemampuan dan kedisiplinan.
Jika PTM terus berlanjut, tim pakar percepatan penanganan covid-19 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin menyatakan bahwa anak-anak dapat menularkan ke anggota keluarganya di rumah termasuk lanjut usia.
Kondisi ini diperparah jika mereka memiliki komorbit hingga belum divaksin.
"Sebaiknya pemerintah daerah menghentikan sementara PTM sampai situasinya aman," Ucap anggota tim pakar percepatan penanganan covid-19 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Hidayatullah Muttaqin.
Baca Juga: Belasan Siswa Terpapar Covid-19, 3 SMP di Banjarmasin Hentikan Sementara Pembelajaran Tatap Muka
Tim pakar percepatan penanganan covid-19 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin menyadari bahwa pemerintah kota banjarmasin terlalu berfokus pada penanganan 3T dan percepatan vaksinasi.
Sementara protokol kesehatan juga mesti diawasi, bukan hanya di sekolah, tetapi di luar sekolah, mengingat siswa yang terkena covid-19 di Banjarmasin sudah divaksin dosis dua.
Upaya menghindari learning loss di dunia pendidikan memang menjadi alasan dibukanya pembelajaran tatap muka.
Kendati demikian pemerintah mesti mengambil risiko yang paling ringan, yaitu menjaga kesehatan masyarakatnya, dengan memperlambat mobilitas penduduk.
Penulis : KompasTV-Banjarmasin
Sumber : Kompas TV