Bangkit Dari Pandemi, Desainer di Malang Beralih Produksi Sustainable Fashion
Berita daerah | 19 Desember 2021, 07:00 WIBMALANG, KOMPAS.TV-Limbah tekstil menjadi pekerjaan rumah besar bagi para desainer, untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan.
Seorang desainer di Malang, berhasil melakukannya, yakni memproduksi pakaian yang bahannya berasal dari limbah jeans.
Inspirasi tersebut datang pada Feby Ayusta, justru saat dirinya terpuruk karena awal pandemi lalu membuat bisnisnya nyaris bangkrut.
Selain kehilangan banyak pegawai, bajunya tidak terjual karena nihil pameran digelar. Padahal saat pameran, baju rancangannya kerap terjual habis.
Ketika Ia berhasil membuat koleksi baju tak terpakai di lemarinya yang didominasi jeans, menjadi baju yang lebih memiliki nilai jual karena keunikan dan tidak pasaran, Feby mulai menggeluti bisnis barunya.
Feby memasok jeans tak layak jual yang dibelinya di toko baju bekas. Limbah fashion tersebut kemudian dicucinya kembali dan dipermak. Kemudian didesain serta dijahit menjadi outer, jaket, hingga vest, yang memiliki nilai jual jauh lebih tinggi.
Tak hanya berhasil bangkit bertahan dari pandemi, Ia berhasil tidak menghasilkan sampah dari baju yang dibuatnya.
"Sampah jeansku banyak, sampah fashionku juga banyak, benar-benar menggunung. Aku padu padankan selama pandemi, buat baju dari bahan sampah fashion. Jadi tetap berkarya, memproduksi sesuatu yang bermanfaat juga, benar-benar aku pilah sampah" ceritanya pada Kompas TV.
Karena kerumitannya dan limited edition, satu potong pakaian membutuhkan waktu hingga dua hari pembuatan. Setiap baju dijual mulai harga Rp 385 ribu hingga Rp 750 ribu.
Kini Feby fokus menjual lewat pasar digital. Penjualan sustainable fashion buatannya laku keras hingga luar Kota, bahkan manca negara.
Berdasarkan data secara global, sebanyak 92 ton limbah tekstil dihasilkan per tahunnya. Konsep sustainable fashion atau fashion berkelanjutan, bisa mengurangi limbah tekstil di lingkungan.
#sustainablefashion
Penulis : KompasTV-Malang
Sumber : Kompas TV