Begini Alasan Para Pelajar Ikut Aksi Jogja Memanggil
Berita daerah | 9 Oktober 2020, 19:51 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta AKP Riko Sanjaya mendalami penyelidikan kericuhan aksi Jogja Memanggil. Berdasarkan penuturan demonstran yang diamankan ternyata mereka tergerak mengikuti aksi karena seruan demo yang beredar via grup WhatsApp.
“Kami sedang menyelidiki grup mana yang terindikasi provokator,” ujarnya dalam jumpa pers di Mapolersta Yogyakarta, Jumat (9/10/2020).
Dalam kericuhan yang terjadi di aksi Jogja Memanggil, polisi akhirnya menetapkan empat orang tersangka dari 95 orang yang diamankan. Mereka kedapatan merusak pos polisi di belakang Hotel Inna Garuda dan berencana untuk membakarnya.
Baca Juga: 4 Tersangka Kericuhan Aksi Jogja Memanggil Masih Belia
Meskipun demikian, untuk tersangka kasus pembakaran Kafe Legian yang juga terjadi saat aksi Jogja Memanggil, Riko masih melakukan penyelidikan.
Aksi Jogja Memanggil yang digelar di DPRD DIY, Kamis (8/10/2020) berakhir ricuh. Akibat kericuhan itu, tidak hanya restoran atau kafe Legian di Jalan Malioboro yang terbakar. Belasan mobil dan motor pun menjadi sasaran amuk massa.
Peserta aksi Jogja Memanggil mulai berjalan kaki dari sejumlah titik kumpul menuju gedung DPRD DIY pada pukul 11.00 WIB. Peserta secara berkelompok dan bergantian masuk ke DPRD DIY untuk berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja.
Baca Juga: Polisi Amankan 95 Orang Perusuh Aksi Jogja Memanggil, Siapa Saja Mereka?
Kericuhan dipicu ketika massa peserta aksi Jogja Memanggil melemparkan botol air mineral ke arah polisi yang berjaga. Pelemparan pun berlanjut menggunakan botol kaca serta batu dan membuat keadaan semakin tidak kondusif. Polisi juga sempat menembakkan gas air mata untuk menghalau kericuhan. Namun, peserta aksi tidak mau mundur dan semakin sulit dikendalikan.
Penulis : Switzy-Sabandar
Sumber : Kompas TV