Relawan Kumpulkan Bantuan Untuk Bayi Tanpa Anus di HST
Berita daerah | 22 Agustus 2020, 19:41 WIBBANJARMASIN, KOMPAS.TV - Bayi berusia 2 bernama Sabrina Putri belakangan ramai diperbincangkan di media sosial di Banjarmasin.
Pasalnya putri pasangan Habibi dan Nisa warga Desa Maringgit, Kacematan Ilung Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) tersebut terlahir dengan kondisi tidak biasa.
Bayi tersebut lahir tanpa memiliki saluran pembuangan pencernaan atau anus, sebuah kelainan kongenital yang dikenal dengan nama Atresia ani.
Baca Juga: Bayi Lahir di Hari Kemerdekaan, Orangtua Berencana Beri Nama Pahlawan
Menanggapi hal tersebut, Relawan yang tergabung dalam Kalsel Peduli dan Aksi Cepat Tanggap segera melakukan tindakan pengumpulan bantuan.
Bantuan yang dikumpulkan berupa donasi dari sejumlah pihak yang ditujukan untuk membantu biaya operasi sang bayi yang tidak sepenuhnya ditanggung pemerintah serta keperluan lain hingga bayi dapat hidup kembali normal.
Salah seorang relawan Act Kalsel, M. Hidayatullah yang mendatangi kediaman Sabrina di HST menuturkan, saat ini Sabrina telah dibuatkan saluran pembuangan sementara, dan tengah menunggu agar dapat dioperasi sepenuhnya.
Ia juga menuturkan, kondisi ekonomi yang terbatas yaitu keluarga buruh dan ibu rumah tangga, menjadi penghambat Sabrina dapat segera ditindaklanjuti.
"Kemarin orangtua sempat bilang, jika perlu gadaika rumah, maka akan dilakukan untuk membiayai operasi sabrina", tutur Dayat.
Baca Juga: Masjid Sediakan Fasilitas WiFi Gratis Untuk Bantu Siswa Sekolah Daring
Sementara Ketua Kalsel Peduli yang turut menginisiasi penggalangan dana, Suharyanto mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk peduli pada Sabrina.
"Kita harapkan semua pihak, baik pemerintah, swasta, perusahaan,komunitas hingga perorangan untuk turut mengulurkan tangan untuk membantu Sabrina," ucap Suharyanto.
Suharyanto juga menyebut antusiasme sejumlah kalangan untuk membantu warga cukup tinggi, bahkan dalam dua hari sejak pengumpulan dana, uang yabg terkumpul nyaris tembus 20 juta rupiah.
Penyalur bantuanpun masih terus dibuka dan dikumpulkan oleh para relawan.
"Semoga bisa membantu Sabrina dan menringankan beban keluarga," ungkap Suharyanto.
Sebelumnya Sabrina sudah sempat dirujuk ke Banjarmasin untuk mendapatkan perawatan, namun karena usianya yang masih belum memungkinkan, Sabrina belum bisa dioperasi, selain alasan terkait keterbatasan dana.
Penulis : KompasTV-Banjarmasin
Sumber : Kompas TV