Editor Metro TV Diduga Depresi, Ahli: Kondisi Jiwa bisa Terpengaruh Obat-obatan
Sapa indonesia | 25 Juli 2020, 22:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Teka-teki kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo yang ditemukan di pinggir Tol Ulujami, Jakarta Selatan 16 hari lalu, akhirnya terungkap.
Polisi menyatakan, Yodi diduga kuat meninggal karena bunuh diri.
Namun, pihak keluarga membantah dugaan ini.
16 hari setelah ditemukannya jenazah editor Metro TV, Yodi Prabowo, yang ditemukan di pinggir Tol Ulujami, polisi mengungkap penyebab kematian.
Melalui penyelidikan dan penyidikan dengan melibatkan ahli dan meminta keterangan dari 34 saksi, polisi menduga kuat, Yodi meninggal karena bunuh diri akibat depresi.
Bukti dan fakta yang ditemukan diantaranya, pisau yang ditemukan di dekat jenazah Yodi, tidak ditemukan sidik jari orang lain.
Selain itu, melalui rekaman CCTV di sebuah toko, diketahui bahwa Yodi sendiri yang membeli pisau tersebut.
Namun, kesimpulan polisi ini dibantah keluarga Yodi Prabowo.
Ditegaskan, Yodi tak depresi, sehingga tidak mungkin bunuh diri.
7 Juli 2020, Yodi Prabowo ditemukan meninggal dalam keadaan tertelungkup, masih mengenakan helm, jaket dan tas.
Telepon seluler, dompet dan sepeda motornya pun masih utuh, ditemukan di sekitar lokasi kejadian.
Dalam keterangan polisi pada hari ini dipaparkan sejumlah fakta terkait kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo.
Dari hasil penyelidikan, Yodi diduga kuat bunuh diri.
Bagaimana penjelasan lebih lanjut? Kita bahas langsung bersama Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, yang sudah tersambung lewat sambungan telepon.
Lalu apa kata psikolog forensik terkait dugaan bunuh diri yang dilakukan oleh editor Metro TV ini?
Penulis : Dea-Davina
Sumber : Kompas TV