Mudik dan Cerita Ibu kota Ditutup - SINGKAP
Singkap | 7 Juni 2020, 19:06 WIBMenjelang Hari Raya Idul Fitri, mudik menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh sebagian masyarakat. Namun tahun 2020 kebiasaan turun temurun bahkan dianggap wajib ini harus tertunda demi memutus rantai penyebaran virus Korona di tanah air. Lalu apa sebenarnya apa makna kata mudik? Mudik berasal dari kata "Udik." Budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra mendefinisikannya sebagai "arah selatan." Kenyataannya, kata "Mudik" juga baru digunakan saat era 70 an.
Mudik sebagai salah satu faktor laju pergerakan manusia ini turut menambah angka penduduk di Jakarta sejak era VOC hingga tahun 70-an dan menambah masalah demografi di ibu kota. Di era tahun 70 an ada sekitar 1,7 juta pendatang! Melebihi kapasitas area tinggal yang tersedia. Tahun 1969 Gubernur Ali Sadikin menyatakan bahwa "Djakarta sebagai Kota Tertutup" artinya warga yang akan ke ibu kota wajib memenuhi beberapa syarat sebagai pendatang. Kebijakan yg mulai diterapkan sejak 5 Agustus 1970 ini ternyata menuai pro-kontra karena arus urbanisasi tidak dapat dibendung, bahkan banyak pendatang nakal yang menyebabkan angka urbanisasi malah semakin meningkat.
50 tahun kemudian, Jakarta kembali menutup diri bagi para pendatang. Mulai dari aturan PSBB hingga aturan membawa SIKM atau Surat Izin Keluar Masuk ke wilayah Jakarta. Aturan membawa SIKM diterapkan oleh Pemerintah DKI Jakarta sejak 22 Mei 2020 yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus Korona. Dari dua kebijakan dan peristiwa tersebut membuktikan bahwa Jakarta sekali lagi menutup diri demi keamanan dan kenyamanan bersama.
Penulis : Yudho-Priambodo
Sumber : Kompas TV