> >

Doa dan Harapan, Terselip dalam Tradisi Tolak Bala atau Ngelawang

Berita kompas tv | 21 Februari 2020, 21:35 WIB

BALI, KOMPAS.TV - Ribuan warga amunduk taro, gianyar, bali, ikut bagian dalam tradisi tolak bala, atau ngelawang, yang digelar sehari setelah perayaan galungan.

Dalam tradisi ini terselip doa dan harapan, agar umat manusia di seluruh dunia diberikan berkah dan kesejahteraan.

Berpawai keliling desa, mengarak barong dan diiringi gamelan Bali.

Ini adalah salah satu ritual mengusir roh jahat dan tolak bala yang dilakukan oleh umat hindu bali, atau sering disebut, ngelawang.

Tradisi ini diramaikan oleh ribuan warga Desa Amunduk Taro, Tegalalang, Gianyar, Bali.

Ritual ini dilakukan setiap enam bulan sekali, antara hari raya galungan dan kuningan.

Pada setiap desa pakraman di Bali, memiliki tata cara pelaksanaan, tradisi ngelawang yang berbeda-beda, tetapi tujuannya sama.

Warga dengan sukacita menjalankannya juga terselip doa dan harapan agar segala isi dunia diberikan berkah serta kesejahteraan bagi umat manusia.

Seluruh sajian untuk persembahyangan bersama. Sedangkan sajian barong di pura dalem. Tidak bermalam di sini.

Prosesi ngelawang hanya akan dilakukan sehari.

Sementara, ngelawang dengan berkeliling ke wilayah lainnya akan dilakukan dalam jangka waktu lima tahun sekali,  dengan harapan warga diberikan berkah dan kedamaian

Tradisi Ngelawang, tidak hanya digelar saat perayaan galungan dan kuningan, tetapi juga pada hari-hari tertentu yang dianggap perlu dilakukan pengusiran wabah.

Ritual ini juga sering digelar di pusat-pusat wisata seperti Kuta dan Ubud seusai perayaan galungan, dan kerap jadi magnet wisatawan.
 

Penulis : Fransiska-Wijayanti

Sumber : Kompas TV


TERBARU