Pascabanjir, Kerugian Membayang-bayangi Warga
Berita kompas tv | 5 Januari 2020, 22:50 WIBContohnya warga Rawabuaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Selama 4 hari mereka mengungsi di halte transjakarta, karena tidak mungkin kembali ke rumah masing-masing, karena masih ada genangan dan lumpur. Warga baru benar-benar meninggalkan halte Minggu pagi ini.
Nyawa juga jadi taruhan. Berkali-kali kita menyaksikan proses evakuasi di tengah kondisi yang sangat berbahaya, khususnya bagi anak-anak dan balita. Misalnya yang terjadi di Kalideres, Jakarta Barat ini.
Atau evakuasi balita di area Petamburan, Jakarta Pusat, ini. Tak hanya nyawa yang terancam, harta benda warga pun nyaris habis.
Kerugian jelas membayangi warga. Saat banjir sedang tinggi-tingginya, perekonomian di sejumlah pasar tradisional, nyaris lumpuh. Transaksi nyaris tak ada karena tak ada pembeli, dan barang dagangan tergenang.
Ketua umum Ikatan Perdagangan Pasar Tradisional, Abdullah Mansuri menyebut, 40 persen dari 155 pasar di Jakarta terdampak banjir. Terutama yang dekat area bantaran sungai atau limpasan arus sungai.
Pusat perbelanjaan juga sempat sepi. Padahal, awal tahun, saat masa libur anak sekolah, mal biasanya ramai.
Banjir menimbulkan kerugian luar biasa. Padahal banjir bukan barang baru untuk ibu kota, dan niscaya bakal terjadi lagi. Sudah sepantasnya ada tindakan konkret untuk menekan kerugian akibat banjir, apalagi untuk area sekelas ibu kota.
Penulis : Dea-Davina
Sumber : Kompas TV