> >

Pengamat: Komjen Idham Azis Jadilah Kapolri Idaman

Berita kompas tv | 31 Oktober 2019, 18:59 WIB

Rangkaian uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) pencalonan Kapolri Komjen Idham Azis seharian kemarin berlangsung mulus.

Satu pun tak ada yang menolak dari pihak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, terutama Komisi III yang menjadi mitra kerja Polri.

Sejak diajukan sebagai calon tunggal Kapolri ke DPR oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi, reputasi Idham relatif bisa diterima semua pihak.

DPR pun mengesahkan penetapan Komjen Idham Azis sebagai Kapolri.

Komjen Idham Azis sah menjadi Kapolri setelah disetujui lewat sidang paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Diterimanya Idham oleh berbagai pihak, khususnya DPR, tentu karena rekam jejaknya yang baik.

Menurut Pengamat Kepolisian Sisno Adiwinoto, rekam jejak Idham Azis lebih banyak memiliki kekuatan profesionalitas ketimbang kelemahannya yang relatif sedikit.

“Beliau (Idham Azis) adalah sosok pekerja keras, berprinsip, berkomitmen kuat, dan sedikit bicara,” tutur Sisno, saat dihubungi Kompas TV.

Sisno mengungkapkan bahwa Idham ketika bertugas khususnya pada saat penangkapan orang-orang yang diduga mengganggu keamanan, dapat terlaksana tanpa basa-basi pencitraan.

“Sebagai senior, saya ikut bangga dan bersyukur yang bersangkutan (Idham Azis) bisa menjadi calon tunggal Kapolri. Saya sangat mengenal beliau. Selaku Kabareskrim, beliau selalu sejalan dengan arah kebijakan atasannya,” kata Sisno, yang pernah bertugas bersama Idham.

Sisno melanjutkan, terpilihnya Idham itu, secara angkatan (lifting) terpenuhi unsur regenerasi di tubuh polri.

Sebab Idham sebagai lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 88 lebih junior dari Tito yang angkatan Akpol 87.

“Dipandang dari sudut pengalaman tugas, yang bersangkutan (Idham) dua kali menjadi Kapolda (Sulawesi Tengah dan Metro Jakarta), sehingga layak menjadi Kapolri,” kata Sisno yang kini menjadi Wakil Ketua Umum Ikatan Sarjana dan Profesi Perpolisian Indonesia (ISPPI) itu.

Kekuatan dankelebihannya lagi, lanjut Sisno, Idham ini telah banyak berkecimpung di bidang reserse.

Mulai dari level kepala satuan (kasat), direktur, hingga kepala badan reserse kriminal (Kabareskrim) polri.

Sehingga ia memiliki pengalaman luas dalam penindakan kejahatan.

Terlebih, Idham juga punya banyak pengalaman menangani kasus-kasus aksi terorisme yang sangat berguna dalam mengemban tugas sebagai Kapolri nanti.

Namun demikian, ungkap Sisno, disamping kekuatan kelebihan tersebut, Idham pun punya sedikit kelemahan dalam meraih jabatan Kapolri.

Kelemahan itu tak lain adalah bagi Idham hanya memiliki sisa masa dinas selama 1 tahun 2 bulan.

Tetapi dengan masa kerjanya yang relatif singkat itu diharapkan tugas-tugasnya dapat terlaksana secara maksimal.

Karena itulah Idham harus tetap membangun komunikasi yang inklusif dengan seluruh elemen masyarakat agar tercipta polisi yang profesional, menjunjung nilai demokrasi dan promoter.

“Yang sangat diharapkan publik saat ini adalah agar beliau (Idham) menjadi Kapolri idaman di sepanjang masa jabatannya,” ujar Sisno. (DMB)

Penulis : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU