Apa itu Tobat Ekologis? Makna Ungkapan yang Dikutip Cak Imin dalam Debat Cawapres
Rumah pemilu | 22 Januari 2024, 10:00 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menuai sorotan usai menyerukan "tobat ekologis" dalam debat cawapres di Jakarta Convention Center, Minggu (21/1/2024). Istilah itu dikutip Cak Imin dari Paus Fransiskus.
"Bahkan Paus Fransiskus mengingatkan kita semua mengenai posisi yang agak rawan terhadap kita semua. Kita harus melakukan tobat ekologis," kata Cak Imin.
Cak Imin pun sebelumnya mengutip QS Ar-Rum ayat 41 tentang peringatan mengenai kerusakan-kerusakan di Bumi. Hal tersebut disampaikannya saat debat mengenai lingkungan hidup.
Baca Juga: Tutup Debat, Mahfud Nyanyi Lagu Ebiet G Ade, Singgung Kerusakan Lingkungan hingga Janjikan Hal ini
Lalu, apa maksud dari konsep "tobat ekologis" yang dikutip Cak Imin? Berikut penjelasannya.
Apa itu tobat ekologis?
Tobat ekologis atau pertobatan ekologis (ecological conversion) adalah konsep yang dipopulerkan Paus Fransiskus melalui Ensiklik Laudato si' bertanggal 24 Mei 2015. Dalam ensiklik ini, Sri Paus menyoroti pemanasan global dan menyerukan "aksi global" untuk menyelamatkan lingkungan.
Pada poin ke-217 Ensiklik Laudato si', Paus Fransiskus menyerukan "tobat ekologis" sebagai pertobatan pribadi di tengah kondisi krisis ekologis. Tobat ekologis disebutnya sebagai salah satu langkah mengembangkan tindakan umat dalam mengatasi masalah-masalah duniawi sebagai persembahan kepada tuhan.
"'Gurun-gurun luar di dunia ini berkembang, karena gurun-gurun dalam diri telah menjadi sangat luas.'" Oleh sebab itu, krisis ekologis juga menuntut pertobatan pribadi yang mendalam. Harus dikatakan bahwa sebagian umat Kristen yang teguh dan saleh, atas alasan realisme dan pragmatisme, cenderung meremehkan perhatian terhadap lingkungan hidup. Yang lain pasif, mereka memilih untuk tidak mengubah perilaku dan dengan demikian menjadi inkonsisten," demikian tulis Paus Fransiskus.
"Jadi, apa yang mereka perlukan adalah 'pertobatan ekologis', di mana dampak-dampak dari pengalaman mereka dengan Yesus Kristus mewujud dalam hubungan mereka dengan dunia sekitar. Mengabdikan diri kita menjadi pelindung karya-karya Tuhan penting dalam kehidupan yang bajik; itu bukanlah hal opsional atau aspek sekunder dari pengalaman kekristenan kita."
Baca Juga: Cak Imin: Pembangunan Berkelanjutan Jangan Diabaikan, Malah Ngurusi Kekuasaan yang Berkelanjutan
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV