Memoar Buya Syafi'i Ma'arif, Penjaga Pluralisme Lintas Generasi - Laporan Khusus
Laporan khusus | 1 Juni 2022, 12:45 WIBKOMPASTV - Memoar Buya Syafi’i Ma’arif untuk menjaga keberagaman dan persatuan dalam hidup berkebangsaan di tanah air menjadi bukti konsistensi dalam menyuarakan pluralisme dan toleransI.
Selasa 31 Mei 2022 Buya Syafii Ma’arif semestinya berulang tahun, namun takdir berkata lain. Empat hari sebelum ulang tahunnya, Buya meninggalkan kita semua karena sakit yang dideritanya. Kini guru bangsa itu telah berpulang menghadap yang Kuasa meninggalkan pemikiran –pemikiran besar untuk negeri.
Sejak tahun 1985 Ahmad Syafi’i Ma’arif terjun di organisasi PP Muhammadiyah hingga menjadi ketua pada periode 1998 -2005. Selama hidupnya Buya Syafi’i Ma’arif kerap kritis dan prihatin terhadap kondisi bangsa terutama urusan hak asasi manusia. Bersama tokoh lintas agama membentuk tim independen mengusut pelanggaran HAM di papua tahun 2004 dan masuk dalam Tim Konsultatif Independen atau Tim Sembilan terkait kisruh KPK-POLRI tahun 2005.
Atas gagasan dan sifat pluralismenya, Buya Syafi’i Ma’arif menerima penghargaan Ramon Magaysay Award tahun 2008 dan penghargaan Cendikiawan Berdedikasi dari Kompas tahun 2013. Selanjutnya tahun 2018, pendiri Maarif Institute ini dilantik sebagai anggota dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila oleh presiden Joko Widodo.
Indonesia kini kehilangan tokoh besar yang menjadi contoh teladan lintas generasi. Selamat jalan ulama, cendikiawan, dan guru bangsa sosok hangat dalam perbedaan yang tegas serta kritis demi tegaknya keadilan.
Penulis : Krisna-Aditomo
Sumber : Kompas TV