Sampah di Tempat Wisata Masih jadi Masalah, Pemerintah Tambah 3 Pilot Project Pengelolaan Sampah
Wisata | 21 Januari 2022, 03:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah akan menambah tiga lokasi pilot project baru dalam Pendampingan Implementasi SOP Pengelolaan Sampah di Destinasi Wisata Bahari Tahun 2022. Tiga lokasi baru tersebut antara lain, daerah pariwisata super prioritas (DPSP) Likupang, DPSP Borobudur dan Gorontalo.
Tiga lokasi itu menambah daftar lokasi pilot project pendampingan pengelolaan sampah plastik di destinasi wisata bahari tahun 2021, yakni pantai Lumban Bulbul di danau Toba, pantai Kuta di pulau Bali, pantai Pulau Merah di Banyuwangi, pantai Selong Belanak di Mandalika, dan pantai Gorontalo di Labuan Bajo.
Dalam hal ini, Koordinator Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tidar Hetsyaputra mengungkapkan, keterbatasan dana dan sumber daya manusia membuat proyek ini tidak bisa serta merta diterapkan di semua destinasi wisata.
Kendati demikian, pemerintah berharap pilot project ini bisa menjadi awal baik yang kemudian dicontoh oleh pengelola pariwisata di sekitar lokasi-lokasi tersebut.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Anggarkan Rp 197 Miliar untuk Proyek Pembangunan Saringan Sampah
"Diharapkan dari sini bisa melahirkan orang-orang yang nanti bisa memberikan ilmu," katanya dalam webinar, Kamis (20/1/2022).
Menurut Tidar, pengelolaan sampah, membutuhkan kontribusi dari banyak pihak dan dimulai dari kesadaran semua orang. Indonesia memiliki potensi pariwisata luar biasa seperti keunggulan budaya dan alam. Sayangnya, hal itu belum dibarengi dengan kebersihan, sektor keberlanjutan lingkungan dan infrastruktur.
Ia pun menganalogikan pariwisata Indonesia seperti sebuah restoran yang menyajikan makanan lezat dan digemari orang-orang, tetapi faktor pendukung seperti kebersihan restoran, dekorasi dan jalan menuju restoran sulit untuk ditempuh.
Oleh karena itu, dengan meningkatkan kesadaran soal penanganan sampah, diharapkan modal budaya dan alam yang jadi daya tarik wisata Indonesia bisa lebih optimal.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Antara