Pakar: Masih Banyak Gempa Lain yang Belum Dipetakan, Harus Lebih Aktif Penelitian Pemetaannya!
Wawancara | 15 Desember 2021, 09:38 WIBKOMPAS.TV - Gempa bumi magnitudo 7,4 yang terjadi NTT dan sejumlah daerah lainnya kemarin sempat berpotensi terjadinya tsunami. Meski saat ini peringatan dini itu sudah dicabut.
Gempa bermagnitudo 7,4 berpusat di Perairan Laut Flores pada jarak 113 kilometer dari Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Namun, gempa tak hanya berdampak di Nusa Tenggara Timur, namun juga dirasakan di Sulawesi Selatan dengan dampak terparah di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Meskipun belum ada laporan jatuhnya korban jiwa, dampak gempa bermagnitudo 7,4 di Utara Flores pada Selasa pukul 11.20 Waktu Indonesia Bagian Tengah masih dirasakan oleh warga. Hingga Selasa malam, warga kecamatan Takabonerate Kabupaten Selayar masih bertahan di lokasi pengungsian, karena khawatir terjadi tsunami dan sebagian besar rumahnya rusak.
Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan menjadi wilayah paling parah yang terdampak gempa di Utara Flores. Akibat gempa, beton penyangga pelabuhan di Kecamatan Pasilambena dan Kecamatan Pasimarannu di Kepulauan Selayar roboh dan memaksa aktivitas pelayaran dihentikan. Sejumlah rumah warga di pesisir pantai juga mengalami rusak berat.
Baca Juga: Pelabuhan di Selayar Sulawesi Selatan Roboh Akibat Gempa Magnitudo 7,4
Sementara, Pakar Geologi Gempa Bumi dan Geotektonik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Profesor Danny Hilman Natawidjaja menyimpulkan bahwa selain gempa yang ada saat ini, sebenarnya masih banyak gempa lain yang belum dipetakan, khususnya di Indonesia Timur ini.
"Jadi saya pikir ke depan, kita harus lebih aktif, lebih digalakkan penelitian pemetaannya, supaya kita tidak kecolongan." ujar Profesor Danny Hilman Natawidjaja.
Penulis : Luthfan
Sumber : Kompas TV