Bangkit! Pemuda Indonesia Buktikan Diri Bisa Lewati Krisis di Masa Pandemi
Peristiwa | 28 Oktober 2021, 21:17 WIBKOMPAS.TV - Di masa pandemi covid-19 pemuda menjadi salah satu pihak yang bangkit dan tangguh menghadapi krisis.
Dengan caranya masing-masing, para pemuda Indonesia membuktikan diri memliki semangat juang, kreatif, dan cakap menggunakan teknologi untuk terus berinovasi.
Awal pandemi covid-19, Maret 2020 menjadi pukulan berat buat Ayundita Dyah Pratama Putri, warga Kelurahan Semarang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah ini diberhentikan dari pekerjaannya.
Tidak mau larut dalam kecewa, gadis 25 tahun ini putar otak agar tetap bisa memiliki penghasilan, ia pun mulai membuat macrame.
Makrame adalah kerajinan tangan yang dibuat dari benang yang simpul menyimpul. Kerajinan yang membutuhkan ketekunan ini, membuat rumah terlihat cantik dan modis.
Tangan terampil ayun pun bisa menghasilkan makrame hiasan dinding, rak gantung, hingga taplak meja. Makrame dipasarkan secara daring dan dijual dengan harga mulai dari Rp 50.000,- hingga Rp 200.000,-.
Setiap makrame yang dibuat adalah bagian susunan kisah ayun yang simpul menyimpul dengan tekad untuk bangkit. Simbol semangat Ayun menghadapi krisis ini telah dikirim ke sejumlah kota di Indonesia bahkan Amerika Serikat.
Semangat untuk bangkit mengatasi krisis karena pandemi covid-19 juga dinyalakan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Nusantara Manado, Sulawesi Utara.
Bermaksud meringankan beban orangtua selama pandemi covid-19, para pemuda ini memanfaatkan lahan kosong di area kampus untuk berwirausaha memproduksi cakalang fufu.
Hidangan olahan yang dibuat dengan cara diasapi ini merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Utara yang kerap jadi oleh-oleh wisatawan.
Baca Juga: Hari Sumpah Pemuda, Ratusan Mahasiswa Demonstrasi Soroti 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf
Semua proses dikerjakan oleh mahasiswa secara bergotong-royong mulai dari mengumpulkan modal, memproduksi, hingga memasarkannya. Seperti pemuda seusia mereka yang akrab dengan teknologi digital, para mahasiswa ini memanfaatkan media sosial untuk memasarkan kuliner buatan mereka.
Selain mengaplikasikan ilmu kewirausahaan yang dipelajari di bangku kuliah dan bisa menghasilkan uang sendiri lewat cakalang fufu, para mahasiswa ini menyebarkan semangat untuk tetap optimistis mencari peluang di masa pandemi.
Semangat untuk bangkit di tengah pandemi covid-19 juga muncul dari sektor pertanian.
Wisnu Saepudin, pemuda asal Cisarua Kabupaten Bandung Barat memilih untuk menjadi petani milenial dengan menanam paprika sejak tahun 2016.
Selama bertani sayuran paprika, Wisnu mengusung konsep kolaborasi dan edukasi.
Wisnu tak segan berbagi ilmu dan berkolaborasi mengajak pemuda di kampungnya untuk ikut bertani.
Wisnu berhasil menjadi sosok yang membawa pembaruan bagi milenial di kampungnya dan bahkan kini memiliki 22 petani binaan.
Atas bimbingannya, puluhan petani binaannya tidak menjadi korban terdampak pandemi covid-19.
Ia juga bekerjasama dengan perusahaan rintisan di bidang penyedia pangan untuk membantu petani lainnya memanfaatkan teknologi dalam menjual hasil pertaniannya.
Generasi muda memiliki peranan yang besar bagi kemajuan bangsa, mereka yang tetap optimistis melalui pola pikir kreatif bisa membantu mendongkrak perekonomian dengan menciptakan karya dan membuka lapangan pekerjaan bagi yang lain.
Selamat Hari Sumpah Pemuda.
Baca Juga: Bersih Pantai Peringati Hari Sumpah Pemuda
Penulis : Shinta-Milenia
Sumber : Kompas TV