Sejarah Kebangkitan Taliban di Afghanistan dan Efeknya terhadap Kegiatan Terorisme di Indonesia
Wawancara | 24 Agustus 2021, 12:27 WIBKOMPAS.TV - Kehidupan di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, mulai kembali normal setelah Taliban mengambil alih kota tersebut.
Bisnis kembali dibuka dan warga kembali beraktivitas.
Meski berangsur tenang, namun masih ada ketegangan yang terjadi.
Tentara Taliban berjaga di sejumlah pos penjagaan di Kabul dengan bersenjata lengkap. Mereka memeriksa setiap kendaraan dengan alasan menjaga keamanan Kabul.
Patroli ini diklaim Taliban sebagai upaya memulihkan hubungan dengan warga Afghanistan.
Nyatanya, kemenangan Taliban di Afghanistan juga berefek hingga ke berbagai penjuru dunia.
Di Indonesia, kemenangan tersebut dianggap sejumlah pihak perlu diwaspadai karena dinilai bisa memicu bangkitnya gerakan radikalisme.
Salah satunya, disampaikan oleh Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj.
Hal yang sama juga disampaikan Pengamat Terorisme dari Institute for Security And Strategic StudieS (ISESS) Khairul Fahmi.
Menurutnya, Pemerintah perlu mewaspadai pergerakan sel-sel terorisme termasuk kelompok Jamaah Islamiyah di Indonesia, pasca Taliban menguasai Afghanistan.
Termasuk ancaman serangan tunggal atau lone wolf yang tidak terafiliasi pada kelompok manapun.
Kini, Taliban saat ini berhasil menguasai Afghanistan. Sejalan dengan itu, timbul kekhawatiran sejumlah pihak, kemenangan ini akan memicu bangkitnya gerakan radikal di Indonesia.
Lantas, apa kaitannya dan apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut?.
Kita akan membahasnya Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, Ketua PBNU, Marsudi Suhud, dan Pengamat Terorisme yang juga Mantan Ketua Mantiqi Iii Jamaah Islamiyah, Nasir Abbas.
Penulis : Anjani-Nur-Permatasari
Sumber : Kompas TV