Menko PMK Muhadjir Effendi: Banjir Kalsel Dampak La Nina yang Tidak Terprediksi
Peristiwa | 22 Januari 2021, 09:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa banjir besar yang terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan dampak dari fenomena alam La Nina.
"Seingat saya Kalimantan Selatan adalah termasuk wilayah yang tidak dikira akan menghadapi dampak badai La Nina ini. Tetapi namanya kita boleh meramal, boleh berikhtiar, tapi pada akhirnya Tuhanlah yang maha penentu," ujar Muhadjir di posko pengungsian banjir Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Kota Banjarbaru, Provinsi Kalsel, Kamis (21/1/2021) seperti dilihat di laman kemenkopmk.go.id
Baca Juga: Tepis Kritik Soal Banjir Kalsel, Moeldoko: Bencana Tidak Bisa Dikendalikan
Fenomena anomali cuaca yang kerap menyebabkan bencana hidrometeorologi itu lumrah terjadi di Indonesia. Namun, Menko PMK menyebut, Kalimantan Selatan termasuk wilayah yang tidak diprediksi akan mengalami dampak La Nina.
Dampak dari La Nina tersebut, terjadi banjir besar yang menggenangi 11 Kabupaten dan Kota di Kalsel, merendam kurang lebih 87.765 rumah warga. Ketinggian rendaman air mencapai 2 meter dan menyebabkan 74.863 orang mengungsi, terdapat pula korban meninggal sebanyak 21 orang.
Kemenko juga menyebutkan banyak sarana prasarana yang rusak akibat banjir, seperti jembatan putus, tanggul jebol, jalan trans kalimantan putus, dan banyak pula sekolah dan rumah ibadah yang rusak.
Baca Juga: Demokrat Kritik Presiden Jokowi Soal Banjir Kalsel Karena Hujan: Terkesan Tutup Mata
Muhadjir mengatakan, adanya bencana banjir ini merupakan pertanda yang menunjukkan bahwa ketahanan lingkungan di Kalimantan Selatan masih lemah. Menurut dia, apabila ketahanan lingkungan telah kuat, fenomena La Nina tidak akan menyebabkan bencana yang parah.
Karena itu, lanjut Muhadjir, para penentu kebijakan harus betul-betul melakukan semacam koreksi yang mendasar terhadap masalah penataan lingkungan, termasuk tata guna tanah.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV