Menristek Ungkap Dua Faktor Penyebab OMAI Belum Berkembang di Indonesia
Kesehatan | 23 Desember 2020, 09:57 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa ada dua faktor yang mengganjal kesuksesan Obat Modern Asli Indonesia atau OMAI di Tanah Air.
Faktor pertama adalah OMAI yang memang belum masuk dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Sebab, menurut Bambang, tanpa masuknya OMAI dalam JKN, maka obat-obatan buatan dalam negeri tidak akan ada peminat untuk membelinya.
Baca Juga: Soal Kesiapan Vaksin Merah Putih, Menristek: Produksi Akhir Tahun 2021
"Kuncinya ada dua untuk OMAI ini bisa take off. Pertama kembali pada Permenkes No 54, karena Permenkes itu bukan boleh tidaknya OMAI dipakai, tapi masuk ke JKN itu yang penting. Manfaat BPJS itu adalah penyedia JKN dan kita bayangkan, kalau penerima bantuan iuran saja itu sudah 96 juta orang. Berarti kalau OMAI masuk ke dalam JKN, maka di situlah peluang OMAI itu dikenal dan juga mulai banyak dikonsumsi," tutur Bambang dalam Dialog Nasional bertemakan "Efek Covid-19, Urgensi Ketahanan Sektor Kesehatan" yang digelar Kompas TV, Senin (21/12/2020).
Bambang menambahkan, ketika OMAI banyak digunakan oleh pasien atau peserta JKN, maka otomatisa minat dari pabrik atau industri farmasi juga meningkat. Alhasil, produksi OMAI akan menjadi lebih banyak.
"Kalau mereka ingin produksi OMAI dikonsumsi lebih banyak, terutama obat-obatan untuk menangani penyakit-penyakit yang masuk 10 besar penyakit yang menimbulkan kematian di Indonesia, maka saya yakin pabrik-pabrik atau pusat farmasi juga makin aktif melakukan kegiatan RnD, baik yang dilakukan sendiri maupun kegiatan yang melibatkan universitas dan lembaga penelitian," tambahnya.
Faktor kedua adalah bila OMAI yang tidak dipakai dan diresepkan oleh si pemakai utama, dalam hal ini adalah dokter.
Baca Juga: Pelajar di Kudus Sulap Tanaman Liar Jadi Obat Herbal
"Tidak kalah kritikalnya, saya pernah sampaikan langsung ke Dekan FKUI (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) pada waktu acara ulang tahun FKUI, seberapa hebatnya alat kesehatan dan obat yang kita buat di Indonesia, kalau pemakai utamanya, yaitu dokter enggak mau pakai, ya selesai," kata Bambang.
"Percuma bikin OMAI yang kata paling manjur, sudah terbukti, melalui uji klinis yang memang melelahkan dan mahal tapi kemudian dokternya ga mau bikin resep. Bukan karena takut tapi mohon maaf, kadang dokter sudah commit dengan perusahaan farmasi tertentu," lanjut Bambang.
#OMAI #BambangBrodjonegoro #ObatHerbal
Penulis : Desy-Hartini
Sumber : Kompas TV