> >

Kisah Satu Keluarga Terpapar Corona, Ayah dan Ibu Meninggal Selisih 30 Menit

Sapa indonesia | 16 September 2020, 23:09 WIB

KOMPAS.TV - Penularan dari klaster keluarga bermunculan, di tengah pandemi Corona.

Satgas penanganan Covid-19, dan Pemprov DKI Jakarta melakukan langkah antisipasi, dengan tidak mengizinkan isolasi mandiri di rumah, untuk menekan klaster keluarga.

Antrian mobil ambulans di pintu masuk Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, sempat viral di media sosial.

Koordinator lapangan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Letkol M. Arifin membenarkan, sempat terjadinya antrian ambulans, yang mengangkut pasien Covid-19.

Namun, hal itu bukan disebabkan kapasitas RSD Wisma Atlet penuh.

Antrian terjadi, karena pasien harus melakukan registrasi, saat masuk ke Rumah Sakit Wisma Atlet.

Saat ini, pemerintah memfasilitasi perawatan pasien tanpa gejala Corona, yaitu dengan menyediakan RSD Wisma Atlet, tower 4 dan 5, serta beberapa hotel bintang dua dan tiga.

Ketua Umum Persatuan Hotel Dan Restoran Indonesia (PHRI), Haryadi Sukamdani menjelaskan, pengusaha hotel sudah memiliki pengalaman yang sama pada saat PSBB lalu.

Namun hingga kini, ada yang mau turut ambil bagian, ada pula yang tidak.

Di Jakarta jumlah pasien korona tanpa gejala, yang harus menjalani isolasi, terus mengalami kenaikan.

Hingga kemarin, jumlah pasien Corona tanpa gejala di Jakarta, tercatat 7.711.

Sehari sebelumnya, jumlah pasien Corona tanpa gejala tercatat 7.530.

Pemerintah Provinsi DKI khawatir akan meningkatnya kluster keluarga bila melakukan isolasi mandiri di rumah.

Data dari Kemenkes, sejauh ini terdapat 230 klaster keluarga.

Dengan jumlah paling banyak di Bekasi dengan 155 klaster, serta Bogor dengan 48 klaster keluarga.

Berbahayanya penularan di klaster keluarga, salah satunya tergambar dari kisah, yang dialami pemilik akun twitter @nonameaja35, yang harus kehilangan ibu dan ayah, hanya selisih 30 menit, akibat infeksi Covid-19.

Hingga saat ini, mata rantai penularan Corona belum berhasil diputus.

Kewaspadaan, serta kepatuhan pada protokol kesehatan, menjadi kunci utama.

Penulis : Aleksandra-Nugroho

Sumber : Kompas TV


TERBARU