Dokter: Happy Hypoxia Hanya Dialami Pasien Covid-19, Jangan Tunggu Sesak
Kesehatan | 17 September 2020, 05:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan mengatakan, happy hypoxia merupakan gejala yang hanya dialami oleh pasien Covid-19.
Happy hypoxia bukanlah bentuk penyakit tersendiri. Happy hypoxia tidak dialami oleh pasien Covid-19 yang merupakan orang tanpa gejala (OTG).
"Jadi happy hypoxia tidak terjadi pada OTG dan untuk menghindarinya jangan sakit Covid-19 yang perlu dijaga adalah jangan sampai sakit Covid-19," kata Erlina dalam talkshow di BNPB, Rabu (16/9/2020).
Caranya pun sederhana, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan. Ia mengimbau masyarakat memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M).
Happy hypoxia biasanya terjadi pada pasien Covid-19 dengan gejala demam, batuk dan pusing. Salah satu gejala happy hypoxia adalah batuk menetap, tubuh yang merasa semakin lemas serta warna bibir atau ujung jari yang mulai membiru.
Apabila gejala sudah sampai pada tahap warna bibir dan ujung jari membiru, Erlina mengatakan, hal itu adalah indikasi saturasi oksigen semakin menurun.
"Tak ada jalan lain supaya segera dilarikan ke rumah sakit, karena itu menunjukkan tanda kekurangan oksigen," kata Erlina.
"Jangan tunggu sesak ya, karena happy hypoxia tidak ada sesak. Batuk, lemas, demam, gejala Covid-19 lainnya, sampai kesadaran menurun, makanya jangan sampai terlambat," lanjut dia.
Untuk mencegah terjadinya happy hypoxia, tidak ada cara lain selain mendeteksinya melalui alat pengukur saturasi oksigen, yakni pulse oxymetry.
Penulis : Dian-Septina
Sumber : Kompas TV