ITS Modif Bilik Disinfektan Menjadi Bilik Swab
Cerita indonesia | 8 Mei 2020, 22:22 WIBKOMPASTV - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) mampu menciptakan alat bantu kerja tim medis menangani pasien covid-19.
Alat baru tersebut adalah bilik swab yang dimodifikasi dari bilik disinfektan. Alat ini dilengkapi dengan sinar ultraviolet untuk membunuh mikroorganisme dalam bilik sehingga sang operator aman saat melakukan tugasnya, dan tim medis dapat menghemat APD-nya.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memang ikut berperan aktif sebagai bentuk ikhtiar dalam melawan covid-19 lewat kegiatan riset dan inovasi. Kali ini ITS mengembangkan alat baru yakni bilik swab yang cukup aman dan bisa menghemat apd dari tim medis.
Baca Juga: 944 Pasien Sembuh dari RS Darurat Wisma Atlet
"Pembuatan bilik tes swab ini didasari oleh keluhan rumah sakit Universitas Airlangga (RSUA) terkait resiko terpaparnya dokter saat mengambil sampel swab sehingga ITS bekerjasama dengan RSUA memunculkan ide untuk memodifikasi bilik sterilisasi atau bilik disinfektan yang ada menjadi bilik tes swab," seru Djoko Kuswanto, Dosen Pembuat Bilik Tes Swab kepada KompasTV, Jumat (8/5/2020).
Bilik juga memiliki pendingin udara dengan hepa filter guna menopang keamanan dan kenyamanan operator. Alat swab diletakkan di meja kecil di bagian luar depan bilik untuk melakukan tes.
"Tangan operator akan melalui lubang pengaman yang dilengkapi handschoen (belalai lengan), komunikasi operator dengan pasien juga bisa melalui pengeras suara yang terpasang di bilik," lanjut Djoko.
Baca Juga: Kronologi Ide Video Prank Sembako Isi Sampah Ferdian Paleka
Alat ini dapat menjadi solusi untuk keterbatasan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan dalam menangani pemeriksaan covid-19 saat ini. Sehingga bisa meminimalisir kontak fisik dengan pasien atau orang yang diperiksa. Selain itu alat ini juga aman bagi operator yang berada di dalamnya karena terlindungi sinar ultraviolet yang dapat membunuh mikro organisme lain seperti covid-19.
Penulis : Ade-Indra-Kusuma
Sumber : Kompas TV