Taliban Menduduki Afghanistan, Berapa Nilai Kekayaan Mineral yang Dikuasai?
Sinau | 21 Agustus 2021, 18:01 WIBKOMPAS.TV - Taliban untuk kali kedua kembali menguasai wilayah Afghanistan sejak 12 Agustus 2021.
Dengan mengambil alih kekuasaan, otomatis Taliban menjadi penguasa baru atas kekayaan tambang mineral Afghanistan.
Afghanistan dikenal sebagai negara yang terkurung daratan (landlock), di mana wilayahnya didominasi pegunungan dan gersang.
Namun, di balik itu, Afghanistan juga memiliki kekayaan mineral bernilai nyaris US$1 triliun (Rp14.000 triliun).
Melansir DW, laporan tindak lanjut oleh Pemerintah Afghanistan pada tahun 2017 memperkirakan bahwa kekayaan mineral baru di negara itu mungkin mencapai US$3 triliun, termasuk bahan bakar fosil.
Mineral tersebut antara lain besi, tembaga, litium, kobalt, dan logam langka lainnya.
Lithium, yang digunakan dalam baterai untuk mobil listrik, smartphone, dan laptop, menghadapi pertumbuhan tahunan sebesar 20 persen dibandingkan dengan hanya 5-6 persen beberapa tahun yang lalu.
Selain itu, permintaan tembaga juga meningkat 43 persen sepanjang tahun 2020.
Salah satu raksasa perusahaan tambang Asia, Metallurgical Corporation of China (MCC), telah memiliki sewa 30 tahun untuk menambang tembaga di provinsi Logar di Afganistan.
Namun, masalah keamanan dan kondisi yang tidak stabil di Afghanistan jadi tantangan untuk mengambil alih pertambangan.
Dikutip dari Kompas.com, menurut laporan US Congressional Research Service yang dipublikasikan Juni 2021, pada tahun 2020, diperkirakan 90 persen orang Afghanistan hidup di bawah tingkat kemiskinan berdasarkan standar pemerintah, yakni pendapatannya hanya sekitar 2 dollar AS per hari.
Dalam profil negara yang dirilis Bank Dunia juga menyebutkan bahwa ekonomi Afghanistan masih rapuh dan sangat bergantung pada berbagai bantuan asing.
Baca Juga: Taliban Kembali Berkuasa di Afghanistan, Rusia, China dan Iran Ungkap Keinginan Bekerja Sama
(*)
Grafis: Joshua Victor
Penulis : Gempita-Surya
Sumber : DW, Kompas.com