Indonesia dan 22 Negara Lain Plus WHO Jalin Perjanjian Bersama untuk Hadapi Pandemi di Masa Depan
Kompas dunia | 30 Maret 2021, 15:14 WIBBRUSSELS, KOMPAS.TV - Indonesia bersama 22 negara lainnya serta Organisasi Kesehatan Dunia WHO secara resmi mendukung gagasan perjanjian internasional guna menghadapi keadaan darurat kesehatan di masa depan seperti Pandemi Covid-19, demikian lansir Reuters, Selasa, (30/03/2021)
Gagasan perjanjian itu awalnya dilontarkan oleh ketua pemimpin Uni Eropa, Charles Michel, pada pertemuan puncak G20 November lalu. Isinya adalah untuk memastikan akses universal dan adil terhadap vaksin, obat-obatan, dan diagnostik untuk pandemi.
Gagasan itu turut didukung oleh para pemimpin dari Fiji, Portugal, Rumania, Inggris, Rwanda, Kenya, Perancis, Jerman, Yunani, Korea, Chili, Kosta Rika, Albania, Afrika Selatan, Trinidad dan Tobago, Belanda, Tunisia, Senegal, Spanyol, Norwegia, Serbia, Indonesia, Ukraina, dan WHO.
“Akan ada pandemi dan keadaan darurat kesehatan besar lainnya. Tidak ada satu pun lembaga pemerintah atau multilateral yang dapat menangani ancaman ini sendirian,” tulis para pemimpin tersebut dalam sebuah opini bersama.
Baca Juga: Apa Kabar Covax, Rencana Penyediaan Vaksin Bagi Negara-Negara Miskin Dunia?
“Kami percaya negara-negara harus bekerja sama menuju perjanjian internasional baru untuk kesiapsiagaan dan tanggapan terhadap pandemi,” kata mereka.
Selain memperkuat ketahanan dunia terhadap pandemi di masa depan, tujuan lain dari perjanjian itu adalah untuk melalui sistem peringatan yang lebih baik, berbagi data tingkat negara, penelitian, produksi serta distribusi vaksin, obat-obatan, diagnostik, dan alat pelindung diri.
Perjanjian itu juga akan menyatakan kesehatan manusia, hewan, dan planet semuanya terhubung dan harus mengarah pada tanggung jawab bersama, transparansi, sekaligus kerja sama secara global.
"Kami yakin itu adalah tanggung jawab kami, sebagai pemimpin negara dan lembaga internasional, untuk memastikan dunia belajar dari pandemi Covid-19," tulis para pemimpin itu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV