> >

25 Makam Kuno Dengan Tengkorak Terbungkus Ditemukan di Guizhou, China

Kompas dunia | 9 Januari 2021, 05:45 WIB
Sebuah makam periode Yelang di Kele, Hezhang, Guizhou. Pakar Arkeologi China menemukan 25 makam kuno dengan tengkorak manusia yang terbungkus di dalam bejana dari jaman Yelang, seperti dilaporkan Xinhua 08 Januari 2021 (Sumber: Guizhou Provincial Institute of Antiquity and Archaeology)

GUIZHOU, KOMPAS TV - Sebanyak 25 makam kuno dengan tengkorak manusia yang terbungkus di dalam bejana ditemukan di sebuah kota di Provinsi Guizhou, China barat daya.

Makam tersebut, yang diyakini berasal dari 2.300 tahun lalu, diekskavasi di Kele Yi-Miao di wilayah Hezhang. Tengkorak itu sendiri ditemukan terbungkus di dalam bejana berbentuk kubah, demikian dilansir Xinhua (08/01/2021)

Drum dan belanga perunggu, serta belanga besi, termasuk di antara benda-benda yang ditemukan bersama bejana berisi tengkorak tersebut di makam yang digali sejak 1970-an itu. Informasi itu dipaparkan Wu Xiaohua, associate researcher dari institut penelitian peninggalan budaya dan arkeologi provinsi tersebut, pada Rabu (06/01/2021).

Pedang perunggu dari periode Yelang, di wilayah Guiyang, China. Pakar Arkeologi China menemukan 25 makam kuno dengan tengkorak manusia yang terbungkus di dalam bejana, seperti dilaporkan Xinhua 8 Januari 2021 (Sumber: Guizhou Provincial Institute of Antiquity/Xinhua)

Tulang kaki manusia juga ditemukan terbungkus di dalam belanga atau baskom perunggu dan besi.

Menurut Wu, makam dengan tengkorak yang terbungkus itu digunakan sejak pertengahan dan akhir Periode Negara Berperang (475 SM-221 SM) hingga akhir Dinasti Han Barat (202 SM-25 M) dan diyakini sebagai bagian dari budaya Yelang.

Yelang adalah sebuah kerajaan etnis minoritas kuno di China barat daya, terletak di wilayah yang kini merupakan provinsi Sichuan, Yunnan, dan Guizhou, serta Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi.

Peta Kabupaten Hezhou, China. Pakar Arkeologi China menemukan 25 makam kuno dengan tengkorak manusia yang terbungkus di dalam bejana, seperti dilaporkan Xinhua 8 Januari 2021 (Sumber: Xinhua/Guizhou Provincial Institute of Antiquity)

Kerajaan tersebut, yang berasal dari Periode Negara Berperang, menjadi makmur selama periode awal Dinasti Han Barat, tetapi menghilang secara misterius pada pertengahan era dinasti itu dan hanya meninggalkan sedikit catatan.

Beberapa ahli mengatakan metode penguburan khusus tersebut mungkin berkaitan dengan pemujaan manusia kepada alam, jiwa, atau bejana. Sejumlah pakar lainnya berpendapat metode itu memanifestasikan identitas etnis khusus dari si pemilik makam.

Metode penguburan tersebut mungkin juga berkaitan dengan keyakinan religius mereka yang menekankan pada perlindungan kepala. Menurut Wu, penemuan makam ini bernilai penting untuk mempelajari budaya Yelang.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU