> >

Indonesia Hadapi Corona, Panic Buying Bukan Solusi yang Tepat

Kompas bisnis | 19 Maret 2020, 15:23 WIB

KOMPAS.TV - Tak sekadar di atas kertas, data pangan mulai diperiksa pasokannya di lapangan. Jalur distribusi pun dikawal dengan pembelian pembatasan sejumlah bahan pangan.

Meski demikian, potensi pasar gelap masih perlu diwaspadai saat permintaan riskan naik di saat Indonesia tengah melawan corona.

Menghadapi masa-masa genting melawan virus corona pun menjelang masa puasa, lonjakan permintaan sejumlah bahan pangan perlu diperhitungkan.

Stok beras dicek langsung oleh Presiden Joko Widodo di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Pemeriksaan pasokan bahan pangan juga gencar dilakukan oleh satgas pangan dan kepolisian.

Baca Juga: Kabareskrim Pastikan Stok Beras Cukup Hingga Ramadan dan Lebaran

Diakui harga bawang putih dan gula pasir masih bergejolak.

Imbauan pembatasan pembelian sudah diedarkan oleh Satgas Pangan Polri kepada sejumlah pelaku usaha retail, yakni pembelian maksimal satu pembeli adalah: 10 kilogram beras, 2 kilogram gula pasir, 4 liter minyak goreng, dan 2 dus mie instan.

Pembatasan pembelian bertujuan untuk meratakan distribusi dan meredam kenaikan harga.

Baca Juga: Cegah Panic Buying, Anies Akan Terapkan Pembatasan Penjualan Kebutuhan Warga

Sementara bagi konsumen, panic buying bukanlah solusi tepat.

Selain memicu kenaikan harga pangan, pembelian berlebihan ikut mengaburkan kesempatan memperoleh barang bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Penulis : Christandi-Dimas

Sumber : Kompas TV


TERBARU