> >

Di Balik Misteri Cashback dan Free Ongkir

Kompas bisnis | 8 Januari 2021, 10:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pembatasan aktivitas sosial, yang sudah-sudah, membuat banyak orang atau kita, kecanduan belanja daring. 

Kadang kita tak butuh membeli barang yang dilihat. Tetapi gara-gara bujuk rayu cashback, ditambah "Racun" free ongkir. Runtuh sudah iman kita untuk berhemat.

Ada apa sebenarnya di balik misteri tawaran cashback dan free ongkir?

Perusahaan-perusahaan e-dagang berani habis-habisan dalam hal promosi, atau yang biasa kita sebut dengan “bisnis bakar uang”. Perusahaan-perusahaan ini sibuk mencari valuasi seolah tanpa memperhatikan profit sama sekali.

Valuasi adalah nilai ekonomi dari sebuah bisnis. Valuasi biasanya menjadi acuan dalam mengukur potensi bisnis suatu perusahaan. 

Nilai dari valuasi ini digunakan untuk menentukan persentase saham kepada investor maupun untuk menentukan harga jual startup apabila terjadi merger atau akuisisi.

“Bakar Uang” yang dilakukan adalah untuk menciptakan pelanggan setia sehingga anggaran yang dikeluarkan bisa disebut dengan customer acquisition cost. 

Contohnya, salah satu perusahaan ojek online (ojol) yang sampai 2015 menerapkan tarif flat rp 15 ribu untuk 1 kali perjalanan, 1–10 kilometer. Dengan promosi ini, masyarakat lebih tertarik menggunakan ojol dibanding ojek pangkalan yang harganya relatif mahal. Oleh karena itu, pada saat masa promosi tersebut berakhir, ojol ini sudah memiliki pelanggan yang mengalami ketergantungan atas layanannya.

Setelah perusahaan menguasai pasar, keuntungan akan lebih mudah didapat. Dengan kata lain, perusahaan-perusahaan ini akan mulai mengantongi laba setelah dalam persaingan berhasil menyisakan satu-dua perusahaan yang paling kuat bertahan.
 

Penulis : Merlion-Gusti

Sumber : Kompas TV


TERBARU