> >

Meniti Jalan Keluar Pandemi dan Bayangan Resesi yang Berdampak Pada Angka Kemiskinan

Ekonomi dan bisnis | 17 Agustus 2020, 12:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - 75 tahun Indonesia meredeka, untuk pertama kalinya ekonomi negara dihantam pandemi sampai medapatkan bayangan resesi.

Ekonom sekaligus Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Agustinus Prasetyantoko menyampaikan tanggapannya bahwa saat ini kita tidak memiliki pilihan

Ekonomi harus berjalan, namun faktor kesehatan juga harus diperhatikan secara serius. Walau secara bersama antara ekonomi dan kesehatan, namun perhatian pada sektor kesehatan harus besar.

Ia mengatakan bahwa kita memiliki 2 hal jika tidak bisa menghindari resesi. Pertama, resesi yang dialami relatif ringan jika dibandingkan resesi yang dialami banyak negara terutama negara besar. Kedua, Indonesia memiliki potensi untuk pulih lebih cepat dari yang lain, karena masih memiliki kekuatan untuk tumbuh.

Jika terjadi resesi, ada beberapa hal yang dapat dirasakan oleh rakyat. Secara alamiah akan terjadi jika ekonomi tumbuh negatif, bisa berarti tidak adanya kesempatan kerja baru, bahkan orang yang sudah bekerja pun bisa meninggalkan pekerjaanya.

Pengangguran pasti akan bertambah, begitu pula kemiskinan juga akan bertambah. Namun, jumlah penambahan belum dapat disimulasikan dengan persis, hal ini sangat tergantung dengan bagaimana krisis kesehatan bisa segera ditangani.

Jadi, walau ekonomi dan kesehatan dibuka bersama, namun sektor kesehatan memerlukan perhatian yang sangat penuh.

Simak diskusi bersama Ekonom sekaligus Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Agustinus Prasetyantoko, pada program Sapa Indonesia Pagi Spesial Kemerdekaan.

Baca Juga: Saran untuk Indonesia Bangkit dari Ancaman Resesi akibat Pandemi Virus Corona

Penulis : Fransiska-Wijayanti

Sumber : Kompas TV


TERBARU