Dalam Sepuluh Hari, Pos Ponorogo Capai 98,5 Persen Penyaluran Bansos Tunai
Advertorial | 23 Oktober 2021, 10:45 WIBPONOROGO, KOMPAS.TV - Kantor Pos Ponorogo berhasil melaksanakan tugas yang diberikan oleh pemerintah pusat untuk menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) dalam waktu yang singkat.
Hanya dalam 10 hari, tingkat keberhasilan Pos Ponorogo dalam menyalurkan BST mencapai 98,5 persen.
Menurut Kepala Kantor Pos Ponorogo Dedy Nurditya, capaian keberhasilan itu termasuk dalam capaian terbaik untuk tingkat provinsi (Jawa Timur) dan nasional untuk penyaluran tahap empat dan lima.
Pos Ponorogo mendapat tugas untuk menyalurkan kepada 26.600 keluarga penerima manfaat (KPM).
"Kami diberi waktu hanya 10 hari. Itu sudah termasuk persiapan. Biasanya 10 hari diluar persiapan," ujar Dedy, saat ditemui, Jumat, (10/9/2021).
Dedy mengatakan pihaknya harus menambah jam kerja dan personil dalam menyalurkan bansos tunai. Mereka bisa tetap melayani hingga malam. Sementara itu, jumlah petugas yang diturunkan menjadi 40 orang, dari sebelumnya (sebelum PPKM Darurat) hanya 25 orang.
Penambahan personil atau juru bayar menjadi keharusan lantaran para petugas juru bayar harus menyambangi ke masing-masing rumah KPM. Pos Indonesia diingatkan untuk tidak menimbulkan kerumunan ketika menyalurkan bansos tunai.
Baca Juga: Mantan Menkeu Usul Pemerintah Beri Bansos Rp1,5 Juta per Keluarga, Anggarannya Tersedia
Dia mengatakan kesuksesan penyaluran bansos tunai ini berdasarkan persiapan yang matang dan koordinasi yang lancar dengan pihak dinas sosial, polres, kodim, dan perangkat desa.
"Jadi ketika hari H berjalan lancar, harus diinfokan ke KPM bahwa ada penyaluran BST," kata Dedy.
Dalam proses penyaluran bansos tunai, pihaknya menjamin para petugas juru bayar mematuhi protokol kesehatan. Mereka sudah mendapat vaksin dua kali dan dibekali dengan masker, sarung tangan, hand sanitizer, dan face shield.
Hal ini diamini oleh Juru Bayar BST Kantor Pos Ponorogo Zulfa Dwi Rizza. Dirinya mengaku sudah mendapat vaksin dua kali dan diberikan masker, sarung tangan, hand sanitizer, dan face shield dari Pos Ponorogo.
“Secara pribadi biar aman dan terjaga karena kami berinteraksi langsung dengan masyarakat,” terang Zulfa.
Baca Juga: Indef Dorong Pemerintah Lanjutkan Pemberian Bansos dan Bantuan untuk UMKM
Zulfa menangani sekitar 30 orang dalam penyaluran bansos tunai. Setiap KPM mendapatkan bantuan Rp 600 ribu pada penyaluran kemarin.
Seperti diketahui, masing-masing KPM mendapatkan BST Rp 300 ribu per bulannya. Namun untuk Juli lalu, KPM mendapatkan bantuan Rp 600 ribu, rapel dari Mei dan Juni.
Masyarakat minta bansos dilanjutkan
Dari beberapa KPM yang diajak diskusi, Dedy Nurditya mengatakan sebagian besar mengaku masih sangat membutuhkan bansos tunai. Kondisi pandemi Covid-19 yang sebagian besar berdampak pada menurunnya sumber pendapatan mereka menjadi alasannya.
"Tampaknya mereka masih berharap. Pedagang kecil yang jam bukanya terbatas dan dilarang kerumunan di tempat usaha mereka, sehingga ekonomi sedang menurun. Saya simpulkan masyarakat masih membutuhkan," ujar Dedy.
Setidaknya ada salah satu KPM yang menyampaikan harapan itu. Cahyo Winarko, KPM dari Desa Desa Banyudono, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, misalnya. Dia berharap agar pemerintah kembali memperpanjang bansos tunai untuk membantu keluarganya memperoleh makanan.
Sebelum mendapatkan bansos tunai, Cahyo hanya mengandalkan dari saudaranya untuk bisa mendapatkan makanan. Jika tidak, nasi dan telur saja sudah cukup baginya.
Kondisi tidak lain disebabkan karena pandemi Covid-19 yang berdampak pada usahanya. Dalam kehidupan sehari-hari, Cahyo membuat tabuh gamelan Reok Ponorogo untuk dijual.
Biasanya Cahyo mendapatkan pemasukan Rp 2 juta per bulan. Akibat pandemi, pemasukan turun drastis menjadi Rp 300 ribu per bulan. Dia sangat terpukul.
"Sekarang sudah agak lega karena sudah menerima BST dari pemerintah untuk kehidupan sehari-hari," ungkap Cahyo.
Namun demikian, dia masih berharap bansos tunai masih bisa dicairkan kembali oleh pemerintah untuk membantu orang-orang kesusahan seperti dirinya akibat dampak dari pandemi ini.
Penulis : Elva-Rini
Sumber : Kompas TV